Posts

Showing posts from February, 2013

Implementasi Nilai Etik dalam Ilmu

Image
Oleh: Prof. Dr. H. Cecep Sumarna:   Pandangan pra ilmuan terhadap pentingnya etika dalam ilmu pengetahuan, dapat dibedakan menjadi dua golongan. Pertama, ilmuan yang menggunakan satu pertimbangan, yakni nilai kebenaran dengan mengesampingkan pertimbangan-pertimbangan nilai metafisik yang lain. Misalnya, nilai etik, kesusilaan dan kegunaannya, sampai pada prinsip bahwa ilmu pengetahuan harus bebas nilai. Prinsip ini akan menjadikan kebenaran fisik-empirik sensual sebagai satu-satunya ukuran bagi seluruh kegiatan ilmiah, termasuk penentuan tujuan bagi ilmu pengetahuan. Jacob Bronowski berpendapat: Aktivitas ilmu adalah mencari sesuatu yang benar tentang dunia. Aktivitas diarahkan untuk melihat kebenaran. Hal ini dinilai dengan ukuran pembenaran fakta-fakta. (M. Muslikh, 2004: 52) Ilmuan dengan golongan ini akan menghasilkan ilmu pengetahuan yang ciri pokoknya bersifat empirik dan rasional murni. Tujuan pokok ilmu pengetahuan dianggapnya sebagai kaidah baru atau penyempumaan kaidah

Sejarah Pentingnya Nilai

Image
Oleh: Prof. Dr. H. Cecep Sumarna Secara historis, pentingnya nilai dalam pengetahuan sebenarnya telah ada sejak jaman Yunani Kuna. Hal ini diawali Socrates dan muridnya Plato yang menyatakan, “Summum Bonum” (kebaikan tertinggi). Pernyataannya ini mengisyaratkan bahwa nilai itu ada dan keberadaannya tersusun di balik yang fisik. Pemikiran Plato ini dianggap error oleh muridnya, Aristoteles. Ia, menyebut menyebut gurunya memiliki logical error. Sebab baginya nilai inheren dengan aspek fisik. Ia tidak berada di luar dari suatu subtansi. Tetapi pemikiran tentang pentingnya nilai dalam berbagai bangunan keilmuan dan perilaku hidup keseharian, di zaman sesudahnya, dibangun kembali Thomas Aquinus. Pemikiran Plato yang menganggap pentingnya nilai tertinggi sebagai penyebab final (causa prima) dalam berbagai segi kehidupan termasuk bingkai keilmuan, bahkan terkesan menjadi ajaran yang praktis. Nilai tertinggi itu disebut Aquinus sebagai wujud diri Tuhan yang menjadi kebenaran kehidupan, k

Dialektika Nilai

Image
Oleh: Prof. Dr. H. Cecep Sumarna Nilai etik selalu menjadi dialektika sejak jaman Yunani Kuna. Ambil contoh misalnya, dialektika yang terjadi antara Aristoteles dengan gurunya Plato. Dialektika itu bahkan terjadi sampai abad ke 21 sekarang ini. Persoalan nilai tetap menjadi persoalan unik sekaligus menarik. Dialektika atas penting dan tidaknya nilai dalam hidup, termasuk dalam bingkai ilmu pengetahuan, selalu menjadi wacana yang perbincangannya telah menghabiskan jutaan seminar dan ribuan daerah tempat di mana seminar itu dilaksanakan.   Belum kalau dihitung berapa uang yang dihabiskan untuk membiayai acara-acara dimaksud. Hasilnya tetap sama. Nilai diakui ada, tetapi selalu berbeda dalam konteks di mana nilai itu harus ditempatkan. Dialektika itu, nyaris belum pernah bergeser. Antara keyakinan bahwa nilai itu penting diterapkan, dan bahwa ilmu itu bebas nilai karena ilmu telah membawa nilainya sendiri dan terbebas dari nilai dogmatis dan agamis, sampai sekarang belum dapat disel

Wujudkan Quantum Enteurpreneursip yang Visioner

Image
Prof. Dr. H. Cecep Sumarna , Mampu Wujudkan Quantum Enteurpreneursip yang Visioner Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, manfaatnya telah dirasakan banyak oleh masyarakat. Salah satu produk teknologi adalah sistem informasi yang menjadi jejaring sosial yang epektif untuk membangun dan mengembangkan potensi seseorang. Penguasaan terhadap teknologi informasi tidak mungkin diabaikan oleh siapapun di hari ini. Maraknya Penggunaan jejaring sosial oleh masyarakat belakangan, sekaligus menjadikan Indonesia sebagai salah satu negara yang mempunyai pengguna jejaring sosial seperti Facebook , Twitter dan bloger yang tinggi di dunia.

Teknik Menulis Ilmiah untuk Pemula

Image
Oleh Prof. Dr. H. Cecep Sumarna, Komunikasi ilmiah melalui tulisan, biasanya digunakan untuk menyampaikan gagasan hasil penelitian pada setiap temua n . Situasi demikian disebut karya atau hasil ilmiah. Sesuatu disebut ilmiah, apabila dilakukan dengan menggunakan sumber, metode, sarana dan alat ilmu yang juga ilmiah. Ia memerlukan seperangkat langkah kerja ilmiah sesuai dengan kapasitas dan kecenderungan masing-masing dalam meneliti suatu perkara atau masalah yang dihadapi. Karya ilmiah --dalam bentuk tulisan tadi— dalam konteks orang Indonesia harus menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan benar berdasarkan rumusan Ejaan Yang Disempurakan (EYD) . Oleh karena itu , penulis atau peneliti hendaknya menguasai penggunaan bahasa Indonesia yang baik dan benar menurut tata kaidah bahasa Indonesia . Dengan bahasa lain, bahasa Ilmiah tidak identik dengan banyaknya serapan bahasa asing ke dalam suatu tulisan. Justru sesuatu disebut ilmiah apabila didalamnya banyak mengandung muat

Tesis Administrasi Hubungan Antara Gaya Kepemimpinan dan Budaya Organisasi dengan Motivasi Kerja Guru SMA Negeri di Kota Cirebon.

BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN A.    Kesimpulan Dari hasil analisis dan deskripsi data penelitian pada bab IV, maka dengan ini peneliti dapat mengambil kesimpulan sebagai berikut: Terdapat hubungan yang signifikan antara gaya kepemimpinan kepala sekolah (X l ) dengan motivasi kerja guru (Ŷ) di Sekolah Menengah Atas Negeri Kota Cirebon, hal ini dilihat berdasarkan pengujian statistik korelasi dimana didapatkan nilai signifikansi (Sig.) untuk uji  pearson  adalah 0,000. Jika dibandingkan, maka nilainya akan lebih kecil dari 0,05. Ini berarti hipotesis Ha diterima, dan Ho ditolak. Selain nilai korelasi, hasil pengolahan data didapatkan juga nilai koefesien korelasi r hitung  = 0,638 yang berarti memiliki hubungan yang kuat. Dengan demikian, semakin baik Gaya Kepemimpinan Kepala Sekolah, maka akan semakin baik pula Motivasi Kerja Guru di Sekolah Menengah Atas Negeri Kota Cirebon. B.    Implikasi Berdasarkan pada hasil temuan penelitian seperti yang telah dideskripsi