Tesis Administrasi Hubungan Antara Gaya Kepemimpinan dan Budaya Organisasi dengan Motivasi Kerja Guru SMA Negeri di Kota Cirebon.
BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN
A. Kesimpulan
Dari hasil analisis dan deskripsi data penelitian pada
bab IV, maka dengan ini peneliti dapat mengambil kesimpulan sebagai berikut:
Terdapat hubungan yang signifikan antara gaya
kepemimpinan kepala sekolah (Xl) dengan motivasi kerja guru (Ŷ) di
Sekolah Menengah Atas Negeri Kota Cirebon, hal ini dilihat berdasarkan
pengujian statistik korelasi dimana didapatkan nilai signifikansi (Sig.) untuk
uji pearson adalah 0,000. Jika dibandingkan, maka nilainya
akan lebih kecil dari 0,05. Ini berarti hipotesis Ha diterima, dan Ho ditolak.
Selain nilai korelasi, hasil pengolahan data didapatkan juga nilai koefesien
korelasi rhitung = 0,638 yang berarti memiliki hubungan yang
kuat. Dengan demikian, semakin baik Gaya Kepemimpinan Kepala Sekolah, maka akan
semakin baik pula Motivasi Kerja Guru di Sekolah Menengah Atas Negeri Kota
Cirebon.
B. Implikasi
Berdasarkan pada hasil temuan penelitian seperti yang
telah dideskripsikan pada Bab IV, dan hasil kesimpulan di atas, berikut ini
akan dikemukakan beberapa implikasi yang menurut penulis dianggap
relevan. Bahwa Gaya Kepemimpinan Kepala Sekolah perlu terus ditingkatkan
dengan cara mengikuti jenjang pendidikan yang lebih tinggi lagi, dan kepala
sekolah perlu mengikuti diklat-diklat atau pelatihan-pelatihan tentang
kepemimpinan supaya mampu meningkatkan motivasi kerja guru untuk mencapai
kualitas dan produktifitas kerja yang profesional. Bahwa Budaya Organisasi
perlu terus perbaiki dan dibangun kearah yang lebih baik, sehingga mutu
pendidikan dapat dicapai dengan baik pula melalui kegiatan monitoring/ rapat
bulanan guru serta evaluasi program sekolah secara berkala (3 bulanan), serta
penerapan Funisment dan sistem reward yang
jelas dan tegas terhadap tata tertib yang disepakati di sekolah. Bahwa
Motivasi Kerja Guru perlu terus ditingkatkan karena dengan motivasi kerja yang
kurang baik akan berimplikasi pada hasil kerja yang kurang produktif sehingga
mutu pendidikan juga kurang baik. Variabel eksogen gaya kepemimpinan kepala
sekolah dan budaya organisasi yang diteliti merupakan faktor yang ikut
berkortribusi terhadap Motivasi Kerja Guru, disamping faktor-faktor lain
seperti pemberian insentif, iklim organisasi, kualifikasi pendidikan, pembinaan
oleh atasan serta konsep diri. Oleh karena itu faktor-faktor tersebut perlu
diperhatikan baik oleh kepala sekolah maupun oleh guru itu sendiri, dan juga
oleh pengambil kebijakan di daerah dan pimpinan lembaga pendidikan. Apabila
ingin memaksimalkan / meningkatkan Motivasi Kerja Guru untuk mencapai prestasi
dan mutu pendidikan.
C. Saran
Berdasarkan pada temuan-temuan hasil penelitian di
Sekolah Menengah Atas Negeri di Kota Cirebon, dengan ini peneliti ingin
menyampaikan beberapa saran yang dianggap baik:
Kepada guru diharapkan: Terus meningkatkan
motivasi kerjanya agar budaya organisasi sekolah dapat dibangun dengan baik.
Hal ini memerlukan kesadaran diri disertai rasa pengabdian yang tulus sebagai
pendidik dan pengabdi yang profesional untuk pencapaian mutu pendidikan secara
Nasional, dengan cara meningkatkan kualifikasi melalui diklat-diklat dan
melanjutkan jenjang pendidikan yang lebih tinggi lagi.
Terus meningkatkan kompetensi baik pedagogis,
kepribadian, sosial, dan kompetensi profesionalnya, melalui peningkatan
kualifikasi pendidikan minimal S2, belajar secara mandiri dengan banyak
mengakses informasi baik dalam buku maupun kabar-kabar online didunia
maya, mengikuti diklat-diklat guru, dan seminar pendidikan agar motivasi kerja
menjadi lebih baik.
Untuk Kepala Sekolah. Kepala sekolah sebagai
penanggung jawab utama di sekolah agar: Memelihara motivasi guru yang
sudah cukup baik agar tetap konsisten, dan dapat terus ditingkatkan melalui
gaya kepemimpinannya sesuai dengan harapan dan masukan bawahannya. Dengan gaya
kepemimpinan yang lebih epektif diharapkan dapat meningkatkan motivasi kerja
guru yang memungkinkan guru-guru dapat melaksanakan tugasnya disekolah dengan
baik, dan mengerahkan segala daya dan upaya untuk mewujudkan visi, misi, dan
nilai-nilai pendidikan di sekolah sebagai ujung tombak keberhasilan pendidikan
di sekolah, melalui peningkatan kualitas manajerial kepala sekolah dengan cara
mengikuti diklat-diklat dan seminar pendidikan serta melanjutkan pendidikan
kejenjang yang lebih tinggi.
Sebagai pemimpin, kepala sekolah tidak hanya menuntut
guru-guru agar menunjukkan kinerja yang baik tapi juga kepala sekolah perlu
turut membangun motivasi dan budaya organisasi sekolah secara baik pula.
Kepada pengambil kebijakan di pusat dan
daerah. Karena pendidikan merupakan sistem Nasional, maka pemerintah
pusat, dan Pemerintah Daerah sebagai pembuat kebijakan agar: Konsisten
dengan setiap kebijakannya. Seperti menekan biaya pendidikan secara epektif dan
efisien, mengontrol dan mengendalikan mutu pendidikan Nasional dengan cara
membuat kebijakan yang epektif dengan birokrasi yang prima, kebijakan yang
dapat dijangkau oleh para guru baik dalam sistem sertifikasi maupun sistem
kenaikan pangkat, karena fakta empirik menunjukkan banyaknya guru yang masih
berpangkat III-C dan IV-A, padahal pangkat dan golongan guru dapat menjadi
motivasi tersendiri untuk bekerja maksimal karena penghasilan pokok akan
meningkat.
Kepada peneliti
berikutnya. Motivasi kerja guru merupakan faktor penting untuk tercapainya
prestasi kerja dalam lingkup pendidikan. Faktor-faktor yang ikut mempengaruhi
motivasi kerja menarik untuk diungkap, untuk itu maka disarankan agar peneliti
yang tertarik mengkaji lebih jauh tentang motivasi kerja guru agar dapat
meneliti variabel-variabel lain yang belum diungkap.
Comments
Post a Comment