Khutbah Bersejarah dalam Gelaran Aksi 212.


Oleh: Arip Amin


Gelaran Aksi Bela Islam jilid III telah dilakukan dengan penuh khidmat, berjalan dengan aman, konsisten dan istikomah atas misi Perjuangan Aksi Bela Islam (I,II,III) dan benar-benar Super Damai sesuai dengan kesepakatan bersama Kapolri. Banyak kalangan yang pada awalnya meragukan akan kedamaian aksi 212 ini. Banyak berita dimedia sosial yang menganggap aksi ini aksi anti kebhinekaan, anti pancasila, anti kesatuan dan persatuan Indonesia, bahkan adapula yang beranggapan bahwa gelaran sholat jum’at berjamaah di monas dan sepanjang jalanan Silang Monas Jakarta pada tanggal 2-12-16 dianggap Bid’ah. Subhanallah.

Baca Juga: 212 Menjadi Populer Di Dunia Maya

Ummat Islam Indonesia telah menjawab dengan tegas melalui Aksi Bela Islam Jilid III. Penyelenggaraan aksi yang diberi judul Aksi Super Damai ini menunjukkan kebesaran dan keagungan Allah SWT., melalui acara ini ummat Islam Indonesia dengan segala ijin Allah SWT. Alhamdulillah Aksi Bela Islam berjalan dengan sangat tertib, sangat aman, sangat khidmat. Hingga taman di lapangan monaspun tidak terganggu. Sampah yang ditimbulkanpun dikumpulkan oleh ummat dengan tertib dibawah seruan dan komanto panitia Gerakan Nasional Pengawal Fatwa MUI. Allahu Akbar.

Berikut ini beberapa cuplikan deskriptif yang saya coba petik untuk mengambil hikmah dari Khutbah bersejarah dalam gelaran aksi 212. Tokoh karismatik Habib Rizieq tampil menjadi khatib dalam sholat Jum’at, 2-12-16. Dihadapan jutaan jamaah sholat Jumat yang memadati kawasan Monas, dan sekitarnya. Acara sholat jum’at juga dihadiri oleh bapak presiden RI Joko Widodo, Wakil Presiden Jusuf Kalla, Panglima TNI, Kapolri, Menko Polhukam, Menteri Agama, MenSeskab, dan banyak pemimpin-pemimpin serta unsur-unsur pemerintahan DKI Jakarta dan Republik Indonesia. Sepengetahuan saya, fakta ini menunjukan sejarah baru dimana pelaksanaan sholat Jum’at terbesar dan terbanyak jamaahnya dalam sejarah Indonesia khususnya, bahkan sejarah bagi dunia.

Baca Juga:  Aksi 212 Catatan Sang Penuntut Rasa Keadilan

Habib Riziek berpesan secara khusus kepada Jokowi dan jajarannya, ulama dan umaro, serta ummat Islam diseluruh Indonesia dan Dunia. Bahwa ummat Islam saat ini datang ke Jakarta bukan untuk merusak NKRI, Bukan untuk melawan pancasila, bukan untuk menodai UUD 1945, dan bukan untuk juga menghancurkan kebinekaan tunggal ika kita. Tapi jutaan ummat Islam ini datang, mereka membela Al-Qur’an, mereka datang untuk membela agama, mereka datang untuk menegakkan hukum, justru kerena mereka cinta kepada NKRI yang berdasarkan pancasila dan UUD 1945 dengan semboyan bhineka tunggal ika.
Secara tegas, berani dengan penuh prinsip ke-tauhidan yang sangat kuat, konsisten disampaikan oleh Habib Riziek.

Habib Rizieq menyatakan jika ayat-ayat suci sebagai kalam Ilahi ada diatas ayat konstitusi, kalau ayat-ayat konstitusi manapun sejalan dengan ayat suci, sejalan dengan Al-Qur’an dan Hadits Nabi, sejalan dengan hukum-hukum Allah SWT., serta syariat Islam, maka tidak boleh direvisi, ummat Islam Indonesia hukumnya WAJJIB untuk mematuhinya. Jika ada ayat-ayat konstitusi yang bertentangan dengan ayat-ayat suci, jika bertentangan dengan Al-quran dan Hadits Nabi dan berlawanan dengan hukum Allah dan Rosulnya, tidak sejalan dengan syariat Islam, maka ummat Islam Indonesia WAjJIB menolaknya. Wajib meluruskannya. Wajib untuk mengembalikannya ke jalan Allah SWT. Agar tidak bertentangan dengan ayat suci. Subhanallah.

Habib Rizieq juga menegaskan kepada ummat, bahwa Islam itu simpel dan mudah. Jalankan saja segala perintah Allah SWT. Jauhi saja atas segala larangan-Nya. Selain itu dalam khutbah jum’at pula Habib Rizieq menyerukan agar segenap bangsa Indonesia tidak boleh memperolok-olok, tidak boleh menistakan Al-Qur’an, tidak boleh saling menistakan, tidak boleh saling menodai terhadap agama apapun yang ada dan diakui di negara ini. Apabila ada yang menodai dan menistakannya, maka siapapun harus ditindak dengan tegas sesuai dengan hukum yang berlaku.

Allahu Akbar. Khutbah ini dengan jelas dan tegas, menepis dan menolak semua anggapan-anggapan buruk terhadap upaya ummat Islam yang menuntut rasa keadilan selama ini. Upaya-upaya merusak, upaya menggembosi, membuly umat Islam yang seakan akan berlawanan dengan prinsip-prinsip kenegaraan dan kebhinekaan Indonesia. Justru gerakan dan aksi ini sebagai wujud nyata kecintaan ummat Islam Indonesia terhadap bangsa dan Negara Kesatuan Republik Indonesia agar tetap berdiri kokoh. Wallahua'lam bisshawab

Comments

Popular posts from this blog

Biografi Lengkap Prof. Dr. H. Cecep Sumarna

Soal UAS Mata Kuliah Filsafat Pendidikan STKIPM Kuningan

Paradigma Terbalik