Rahasiah Dibalik Gairah Cinta Semu
Tambatan hati bukan
sesuatu yang mudah untuk ditautkan. Setiap orang memiliki rasa yang sekejap
datang dan seketika pula hilang. Tatapan mata dan pesona yang sekejap
melahirkan perasaan suka, melahirkan gairah cinta diri bahkan mampu membangkitkan
hasrat biologis yang tak terhingga. Uforia rasa yang seakan tak mudah sirna, yang
ta’kan mudah hilang dalam angan. Ternyata cinta itu berlalu begitu cepat dalam
fajar asmara yang mudah sirna, itulah barangkali yang disebut cinta semu.
Apakabar kamu yang
tampil penuh pesona, membuat semua mata terpikat, tergila-gila dengan penuh hampa.
Aku tak biasa menyapa cinta dengan bahasa kamu, mulut ini terasa kaku saat harus
mengikuti kebiasaanmu. Tapi apalah daya disaat lidah cintamu, bibir cintamu pada
saat itu melontarkan bahasa panggilan cinta dengan bahasa Aku dan kamu. Aku pun
berusaha mengerti, memahami dan memaklumi. Hanya saja aku perlu waktu untuk belajar
membiasakan, merubah bahasa panggilan orang yang dicinta.
Hei ... apa kabar
kamu yang selalu sibuk bergulat dalam dunia abu-abu penuh debu, menuju hitam
putih yang cepat lekang, perjalanan yang menghantarkan aku pada Sabtu malam setiap
dua pekan untuk berada dalam nikmat “kehampaan”. Kamu yang pandai menyimpan dan
mengalihkan perasaan walau terkadang kamu tak tidur sehari semalam seakan
menjadi kebiasaan. Hei.... ingat kah kamu disaat ulang tahunmu, aku menceritakan
kepadamu tentang seorang pendatang baru sebagai pemeran tokoh melankolis yang
membuatku gelisah, terharu, bahkan menggetarkan jiwa ku menambah rasa rindu
yang tak pernah kuucap pada cinta sejatiku, walau mungkin cerita itu mampu menghantarkan
lelap tidurmu hingga terlupa akan tugas-tugas harian yang harus di lakukan. Hei...
tahukah kamu bahwa aku menikmati setiap pekan berlalu bersama mu, aku
merindukan pesona senyummu, walau itu pernah kudapatkan dari cinta lain yang
pernah datang dan kini menghilang seiring kehadiranmu dalam sanubariku.
BACA JUGA: Skandal Asmara
BACA JUGA: Skandal Asmara
Hei...Tahukah kamu
bahwa gelembung-gelembung kecil yang kamu tiupkan mampu membawa ku pada suasana
rinduku, berapa kali aku mengirimmu pesan BBM, berapa banyak pulsa dihabiskan
untuk sekedar berbagi suasana hati di taman rahasiah rasa yang seakan tak
mungkin bertepi. Hemmm.. Kamu pasti mulai risih dengan celotehan nurani ini,
celotehan yang mengingatkanmu pada saat saat yang sudah berlalu. Heii... kamu
yang selalu bertahan dengan pesonamu, kamu senang menggodaku, bukankah kamu
diawal berkenalan, sering menggodaku?. Hemmm... ya sudahlah tak mengapa, meskipun
sempat pura-pura jual mahal, toh pada akhirnya telah jatuh dalam dekapan cumbu mesra yang penuh hangat dalam kedamaian.
Hei.... tahukah kamu
bahwa aku sudah berdamai dengan luka liku masa lalu yang dilakoniku. Aku bisa
pastikan saat ini bahwa luka hati ini sedikit kering karenamu, aku harus terus ‘memoles
pesona’ diriku menunggu tepian Cinta yang mungkin bisa lekang oleh jalan
baruku. Hei... Tahan sebentar, sebelum kuakhiri cerita ini, barangkali malam
ini aku akan kirimkan pesan kepada Tuhan tentang semua kisah hati yang tak
bertepi ini.
By. Arip Amin, 05/08/16
Comments
Post a Comment