Skripsi Hubungan antara Pengetahuan HIV-AIDS dengan Akses Penggunaan Kondom Pada Laki-laki Pelanggan Seks Di Objek Wisata Pangandaran

Skripsi Kebidanan


Rendahnya akses penggunaan kondom pada kelompok laki-laki pelanggan seks yang rentan tertular HIV-AIDS diduga kuat dipengaruhi oleh rendahnya pengetahuan dan pemahaman tentang HIV-AIDS itu sendiri. Berdasarkan data estimasi Komisi Penanggulangan AIDS Nasional, terdapat 7 – 10 juta pelanggan seks yang tidak mau memakai kondom  pada saat melakukan kontak seksual dengan pekerja seks komersial.

Berdasarkan informasi awal yang diperoleh di puskesmas Pangandaran, dari 156 kondom yang di dristibusikan hanya 73 kondom yang habis pakai pada Bulan November 2013, hal ini diduga kuat karena rendahnya pengetahuan tentang manfaat penggunaan kondom. Selain itu, juga diperoleh informasi bahwa laki-laki pelanggan seks diwilayah kerja puskesmas Pamugaran merasa malu untuk mengakses kondom gratis dan enggan untuk membeli kondom di tempat yang menyediakan seperti minimarket (Alfa Mart dan Indomart). Hal lain yang terungkap melalui penelitian awal, diperoleh gambaran bahawa sebagian diantara laki-laki pelanggan seks merasa tidak nyaman ketika menggunakan kondom disaat melakukan hubungan seks.
Dampak dari rendahnya akses penggunaan kondom pada kelompok laki-laki pelanggan seks diwilayah Pamugaran, diduga akan berdampak langsung terhadap tingginya kasus Infeksi Menular Seksual (IMS) khususnya HIV-AIDS di kabupaten Pangandaran dan umumnya di Indonesia.
Berbagai upaya telah dilakukan untuk menekan laju penyebaran HIV-AIDS dikalangan populasi kunci seperti pekerja seks komersial, pelanggan seks, trans gender/waria, homo seksual/gay dan pengguna Napza suntik serta kalangan ibu rumah tangga yang memiliki resiko tinggi tertular HIV-AIDS dari pasangannya karena sering melakukan hubungan seks tidak aman.
Kesadaran untuk menggunakan kondom dikalangan populasi masih rendah khususnya pelanggan seks (laki-laki resiko tinggi), hal ini diduga karena pada saat WPS menawarkan pemakaian kondom masih banyak pelanggan yang menolak untuk menggunakan kondom dan diduga posisi tawar WPS untuk menggunakan kondom masih rendah.
Maka dengan kejadian ini program interfensi penggunaan kondom di kalangan populasi kunci perlu di tingkatkan guna mencegah infeksi baru dan menerapkan  prilaku  seks yang aman, serta merubah sikap negatif  yang tadinya tidak mau pakai kondom di harapkan kedepan setiap pelaku seks menyadari pentingnya perilaku seks yang aman.
Berdasarkan gambaran tersebut di atas, penulis tertarik untuk melakukan penelitian lebih jauh tentang akses penggunaan kondom pada kelompok laki-laki pelanggan seks di wilayah Pamugaran, karena wilayah Pamugaran identik dengan kawasan hiburan malam, dan lokasi ini yang memiliki angka pelanggan seks laki-laki terbesar di wilayah Pangandaran. Terdapat 2 titik tempat utama untuk para pelanggan seks melakukan penjajaan seks dengan para pekerja seks komersial yaitu di Pamugaran 1 dan Pamugaran 2 dan akses penggunaan kondom yang juga cukup rendah untuk daerah ini meskipun daerah ini merupakan daerah binaan dari LSM Mata Hati dan Dinas Kesehatan serta KPA kabupaten Ciamis.

Bagi yang merasa tertarik untuk menyimak proses dan hasil penelitiannya, silahkan Download sebagai berikut:

Semoga Bermanfaat.

Comments

Popular posts from this blog

Biografi Lengkap Prof. Dr. H. Cecep Sumarna

Soal UAS Mata Kuliah Filsafat Pendidikan STKIPM Kuningan

Paradigma Terbalik