Sudomo Pernah Menjadi Kuli Bangunan
Sulit memahami makna kalimat hikmah. Namun hikmah bisa di dapat dan dirasakan secara bijak. Mengapa demikian? mungkin ini rahasia Tuhan yang tidak bisa di logikan oleh manusia. Hanya orang-orang yang mendapatkan belajar mencari hikmah yang bisa mengartikan hikmah. Kita bisa saja belajar dari Sudomo yang pernah menjadi kuli bangunan, atau belajar dari pengalaman saya yang gagal menjadi sarjana dalam kurun waktu 8 semester.
logika sederhana yang dapat kita sebutkan itu merupakan hasil dari sebuah proses perjalanan kejadian hidup manusia. Benar atau tidak ini rasa dan pengalaman yang mungkin bisa diceritakan untuk pelajaran bagi orang lain. Ketika seseorang lagi melakukan perjalanan jauh yang di tempuhnya, perjalanan tersebut tidak mungkin kalau tidak ada tujuannya. dengan harapan mendapatkan sesuatu yang diharapkan. Dimana harapan tersebut ingin di dapatkan ? ternyat rencana Tuhan tidak sesuai dengan rencana manusia.
BACA JUGA: Adakah Mahasiswa Ideal ?
Disnilah barangkali letak belajar mencari hikmah dalam hidup. Tuhan selalu lebih tau daripada hambanya. Tetapi tidak setiap hambanya dapat mengetahui apa yang diinginkan Tuhannya. Lagi-lagi manusia harus mempunyai harapan, manusia harus terus menjalankan proses. Karena proses itu penghantar terwujudnya sebuah harapan. Perjalanan tidak sesuai dengan rencana bukan berarti tidak mendapatkan harapan. Namun harapan yang ingin di dapatkan akan lebih baik daripada harus sesuai dengan rencana. karena setiap kejadian ada pelajaran untuk di dapatkan hikmahnya. Lalu bagaimana kita memperoleh hikmah dari setiap pengalaman hidup kita?
BACA JUGA: Adakah Mahasiswa Ideal ?
Disnilah barangkali letak belajar mencari hikmah dalam hidup. Tuhan selalu lebih tau daripada hambanya. Tetapi tidak setiap hambanya dapat mengetahui apa yang diinginkan Tuhannya. Lagi-lagi manusia harus mempunyai harapan, manusia harus terus menjalankan proses. Karena proses itu penghantar terwujudnya sebuah harapan. Perjalanan tidak sesuai dengan rencana bukan berarti tidak mendapatkan harapan. Namun harapan yang ingin di dapatkan akan lebih baik daripada harus sesuai dengan rencana. karena setiap kejadian ada pelajaran untuk di dapatkan hikmahnya. Lalu bagaimana kita memperoleh hikmah dari setiap pengalaman hidup kita?
Misalnya pengalaman pribadi saya tentang proses akademis yang pada awalnya direncanakan tuntas dalam kurun waktu 8 semester, dengan harapan saya dapat lebih leluasa membantu orang tua untuk mengembangkan ekonomi keluarga. Faktanya hingga semester Sepuluh juga belum selesai sesuai dengan targetnya, karena malah melebihi batas waktu.
Setelah saya mencoba merenung, merefleksikan apa yang saya alami, hingga saya merasa tidak berkecil hati bahkan boleh dikatakan berbangga atas anugerah Tuhan yang memberikan ruang dan kesempatan banyak untuk mempelajari ilmu kepemimpinan dalam organisasi yang saya geluti atau bahkan saya memperoleh kesempatan untuk mengikuti pendidikan dan pelatihan tentang; konsep diri/ kepribadian, enteurpreneur, leadersip dan networking yang baik dan itu sangat penting untuk bekal masa depan saya yang tidak saya peroleh disaat saya kuliah disemester sebelumnya.
Atau mungkin kita juga bisa belajar dari pengalaman sodara saya, teman saya, sahabat saya, yang ingin merasakan status sebagai mahasiswa yang dicita-citakan sejak duduk di bangku SMP-nya. Siapa dia ? Dia bernama Sudomo, anak dari bapak Sutono yang berdomisili di desa Cempaka, Talun Kabupaten Cirebon, seorang kuli muda bangunan yang merelakan tenaga demi menutupi dan memenuhi kebutuhan keluarganya. Dengan penuh keuletan dan berusaha memberikan hal yang terbaik diperusahaan yang ia ikuti, proses terus berjalan, tanpa sengaja bertemu dengan pemilik perusahaan property tersebut, Prof. Cecep namanya.
Beliau bertanya tentang harapan kuli bangunan muda tersebut. Apa yang kuli bangunan muda itu harapkan? bercerita lah di ke prof. Cecep pada awalnya dia tidak ingin menjadi seorang kuli bangunan, tetapi keadaan menuntutnya sepeti ini demi membantu meringankan beban orang tua. Harapan sesungguhnya ingin kuliah namun tidak ada dorongan ekonomi dari keluarga karena keadaan yang tidak mendukung. kenapa ingin kuliah ? Sudomo menjawab, dengan kuliah dia berharap bisa mengankat derajat keluarga, ingin orang tua bangga telah melahirkan dan membesarkan anaknya.
Hati nurani pemilik perusahaan yang nota bene sebagai intelektualis akademis merasa tergugah dengan motivasi itu. lalu kemudian Prof. Cecep memberika dorongan yang kuat kepada Sudomo agar tahun berikutnya bisa merasakan kuliah dan menjadi mahasiswa. Melalui saran dan motivasinya itu, Sudomo merasakan sebuah semangat yang luar biasa hingga beberapa waktu kemudian akhirnya Sudomo bisa merasakan statusnya menjadi mahasiswa pada program study Hukum Ekonomi Islam di salah satu perguruan tinggi Negeri ternama di Kota Cirebon, dan tampil menjadi sosok mahasiswa yang kritis dikelasnya hingga Sudomo berperan aktif dalam organisasi-organisasi kemahasiswaan baik internal maupun eksternal. itulah barangkali beberapa cuplikan kisah hidup yang bisa kita pelajari, hingga kita bisa mengerti dan memahami apa yang disebut Hikmah. Wallahualam bissawab.
Oleh : Karim Pamela
Comments
Post a Comment