Pengaruh Pengetahuan Ibu Nifas Terhadap Perawatan Pada Bayi Usia 0 s/d 6 minggu

 Pengaruh Pengetahuan Ibu Nifas Terhadap Perawatan Pada Bayi Usia 0 s/d 6 minggu
OLEH: HYGYA ZULVIANI RACHMATIA



1.1         Latar Belakang
Rendahnya kualitas perawatan bayi di wilayah kerja puskesmas Kesunean kota Cirebon diduga kuat dipengaruhi oleh rendahnya pengetahuan dan pemahaman ibu nifas seperti: pengetahuan perawatan bayi, pemberian vitamin A, tanda tanda bahaya pada masa nifas, personal hygine, dan pengetahuan tentang ASI ekslusif serta pengetahuan perawatan payudara. Berdasarkan hasil pengamatan awal yang dilakukan peneliti di puskesmas Kesunean kota Cirebon tentang pengetahuan ibu nifas pada tanggal 17 April 2014 diketahui sebanyak 14 dari 20 orang ibu nifas (70%) memiliki perilaku perawatan bayi yang kurang baik.
Rendahnya pemahaman dan pengetahuan pada kelompok ibu nifas di kota Cirebon telah berdampak langsung terhadap tingginya angka kematian bayi yang dari tahun ketahun cenderung naik turun. Berdasarkan data yang diperoleh di http://www.cirebonkota.go.id/index.php/profil/cirebon-dalam-angka/5-kesehatan-dan-keluarga-berencana/ diketahui bahwa angka kematian bayi di Kota Cirebon sejak tahun 2006-2009 mengalami pluktuasi. Pada tahun 2009 terdapat 71 kasus kematian bayi. Angka ini dibilang tinggi apabila dibandingkan dengan kasus yang terjadi pada tahun 2008 yang mencapai angka 49 kasus. Hal ini pula lah yang menghantarkan kota Cirebon dalam urutan 10 kota/kabupaten dengan potensi kematian Ibu dan bayi yang sangat tinggi di Jawa barat, dan hal ini pula yang mengakibatkan rendahnya derajat kesehatan masyarakat yang ada di provinsi Jawa Barat. (http://library.wri.or.id/index.php?p=show_detail&id=4489).
Angka kematian bayi umur 0 – 6 minggu terjadi 1/127 KH pada tahun 2013 yang disebabkan karena asfiksia (gangguan nafas) pada BBL, 88% tidak memberikan ASI ekslusif, terkena infeksi lokal 3 dikarenakan ruam popok, yang tidak melakukan imunisasi 40%. Hal ini menunjukan bahwa pengetahuan dan pemahaman pada ibu nifas diduga rendah terutama pada pengetahuan tentang pentingnya perawatan dasar bayi berumur 0 – 6 minggu.
Berdasarkan hasil wawancara didapati informasi bahwa 16 dari 20 ibu nifas kurang memiliki pengetahuan yang baik tentang upaya pencegahan infeksi, menjaga bayi agar tetap hangat, pentingnya pemberian ASI ekslusif dan pentingnya pemberian imunisasi. Hanya 4 orang ibu nifas (20%) yang mengetahui tentang pengertian  pencegahan infeksi, tujuan dan upaya pencegahan infeksi.  Kemudian bagaimana cara menjaga bayi agar tetap hangat, penyebab tidak menjaga bayi tetap hangat, pentingnya pemberian ASI ekslusif, dan pentingnya pemberian imunisasi.
Dari hasil survei tersebut, dapat disimpulkan bahwa kurangnya  pengetahan dan pemahaman pada ibu nifas tentang perawatan dasar bayi berumur  0 – 6 minggu, telah berdampak terhadap tingginya angka kematian pada bayi karena minimnya upaya pencegahan infeksi, menjaga bayi tetap hangat, pemberian ASI, dan rendahnya pemberian imunisasi pada bayi 0 – 6 minggu.
Salah satu parameter derajat kesehatan suatu negara diukur oleh tinggi rendahnya angka kematian ibu dan anak. Kesepakatan Millenium Develovmen Goals (MDGs) poin 4 dan 5 mengamanatkan bahwa angka kematian balita harus mampu diturunkan menjadi 2/3 dan kematian ibu turun % pada tahun 2015. Sehingga di tahun 2015 angka kematian bayi menjadi 17/1000 KH, balita 23/1000 KH serta angka kematian ibu diharapkan turun menjadi 125/100.000 KH. MTBS dan MTBM merupakan intervensi yang cost effektive untuk mengatasi masalah kematian balita. Maka perlu tenaga kesehatan dibekali cara untuk mengenal secara dini dan cepat gejala anak sakit ringan, berat atau segera dirujuk.
Menurut WHO (2007) setiap tahunnya, sekitar 3% (3,6 juta) dari 120 juta bayi lahir mengalami asfiksia, hampir 1 juta bayi ini kemudian meninggal (Depkes RI 2009 : 21).
Sedangkan“ CIA WORLD FACT BOOK” AKB di dunia pada tahun 2012 sebesar 39/1000 kh. WHO 2010 memperkirakan bahwa sekitar 7% dari seluruh kamatian bayi di dunia di sebabkan oleh kelainan kongenital  (S. Verawati, 2013 : 1).
Data menunjukkan bahwa angka kematian bayi (AKB) di Indonesia masih jauh dari target MDGs yaitu AKB tahun 2015 sebesar 23 per 1000 kelahiran hidup tetapi tercatat mengalami penurunan yaitu dari sebesar 34 per 1000 kelahiran hidup (SDKI 2007) menjadi sebesar 32 per 1000 kelahiran hidup (SDKI 2012).  Namun angka kematian bayi (AKB) di Indonesia masih tetap tergolong tinggi jika dibandingkan dengan negara-negara ASEAN seperti Singapura (3 per 1000 KH), Brunei Darussalam (8 per 1000 KH), Malaysia (10 per 1000 kh), Vietnam (18 per 1000 KH), dan Thailand (20 per 1000 KH). Target AKB dalam MDGs adalah 23 per 1000 KH (Afifah, Rahayu Astuti, 2013 : 2).
Riskesdas (2007) menyatakan bahwa penyebab kematian bayi baru lahir 0 – 6 minggu di Indonesia adalah gangguan pernafasan 36,9%, prematuritas 32,4%, sepsis 12%, Hipotermi 6,8%, kelainan darah (Ikterus) 6,6%, dan lain-lain. Penyebab kematian bayi. 7-28 hari adalah sepsis 2,5%, kelainan kongenital 18,1%, pneumonia 15,4%, prematuritas dan BBLR 12,8% (Kepmenkes RI, 2007 : 21).
AKI di Provinsi Jawa Barat pada tahun 2012 sebanyak 88,7/1000 KH sedangkan AKB sejumlah 5,1/1000 KH (www.Diskes.jabarprov.go.id).
Sedangkan di Kota Cirebon pada tahun 2012 menunjukkan angka kejadian AKI sebesar 15/1000 KH dan AKB 2,7/1000 KH (www.Diskes.jabarprov.go.id).
Proses kehamilan menggambarkan keadaan fisiologis yang dapat diikuti dengan proses patologis yang sering mengancam keadaan ibu dan janin. Tenaga kesehatan harus dapat mengenalkan perubahan yang mungkin akan terjadi kepada setiap ibu hamil yang akan melahirkan sehingga kelainan-kelainan yang ada dapat dikenal lebih dini oleh ibu yang akan melahirkan untuk mempersiapkan kematangan pemahaman dan pengetahuan ibu pasca melahirkan (nifas) sehingga dapat meminimalisir resiko kematian bayi pada masa nifas.
Pada perkembangan selanjutnya perlu memberikan pemahaman tentang manajemen terpadu pada bayi muda berumur 0 – 6 minggu yang mudah sekali mengalami sakit. Penyakit yang terjadi pada 1 minggu pertama kehidupan bayi hampir selalu terkait dengan masa kehamilan dan persalinan. Keadaan tersebut merupakan karakteristik khusus yang harus dipertimbangkan pada saat membuat klasifikasi penyakit. Pada bayi yang lebih tua pola penyakitnya sudah merupakan campuran dengan pola penyakit pada anak. Sebagian besar ibu mempunyai kebiasaan untuk tidak membawa bayi muda ke fasilitas kesehatan. Guna mengantisipasi kondisi tersebut program Kesehatan Ibu dan Anak (KIA) memberikan pelayanan kesehatan pada bayi baru lahir melalui kunjungan rumah oleh petugas kesehatan.
Melalui kegiatan ini bayi baru lahir dapat dipantau kesehatannya dan didekteksi dini. Jika ditemukan masalah petugas kesehatan dapat menasehati dan mengajari ibu untuk melakukan asuhan dasar bayi muda di rumah, bila perlu merujuk bayi dengan segera ketempat layanan kesehatan.
Proses penanganan bayi muda tidak jauh berbeda dengan menangani balita sakit umur 2 bulan sampai 5 tahun.  Fenomena tersebut dapat menjadi bahan pembelajaran serta masukan kepada setiap ibu nifas agar mengerti tentang perawatan pada bayi muda dengan baik dan benar agar bayi tetap sehat, sehingga dapat menurunkan angka kematian bayi.
Berdasarkan uraian tersebut di atas, maka peneliti merasa tertarik untuk menelaah dan menganalisis lebih jauh tentang pengetahuan ibu nifas dan perawatan pada bayi usia 0 s/d 6 minggu melalui penelitian ilmiah dengan judul “Pengaruh Pengetahuan Ibu Nifas Terhadap Perawatan Pada Bayi Usia 0 s/d 6 minggu  Di Puskesmas Kesunean Kota Cirebon Tahun 2014”

1.2        Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah tersebut di atas, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah “Seberapa Besar Pengaruh Pengetahuan Ibu Nifas Terhadap Perawatan Pada Bayi Usia 0 s/d 6 minggu Di Puskesmas Kesunean Kota Cirebon Tahun 2014”

1.3        Tujuan Penelitian
1.3.1        Tujuan Umum
Untuk mengetahui seberapa besar pengaruh pengetahuan pengetahuan ibu nifas terhadap perawatan pada bayi usia 0 s/d 6 minggu di puskesmas Kesunean kota Cirebon tahun 2014”.
1.3.2        Tujuan Khusus
1.      Untuk memperoleh gambaran tentang bagaimana pengetahuan ibu nifas di puskesmas Kesunean kota Cirebon tahun 2014.
2.      Untuk memperoleh gambaran tentang bagaimana perawatan pada bayi usia 0 s/d 6 minggu di puskesmas Kesunean kota Cirebon tahun 2014.
3.      Untuk memperoleh gambaran tentang seberapa besar pengaruh pengetahuan ibu nifas terhadap perawatan pada bayi usia 0 s/d 6 minggu di puskesmas Kesunean kota Cirebon tahun 2014.

1.4        Manfaat Penelitian
1.4.1  Manfaat teoretis
Secara teoretis penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat sebagai bahan kajian untuk pengembangan konsep-konsep pendidikan bagi bidan klinik terutama mengenai asuhan kebidanan khususnya mengenai perawatan dasar bayi (0 – 6 minggu) serta dapat dikembangkan lagi dalam penelitian selanjutnya dengan menggunakan variable independen yang lain.
1.4.2  Manfaat praktis
a.          Bagi ibu nifas
Diharapkan hasil penelitian ini dapat dijadikan informasi bagi ibu nifas agar bisa meningkatkan pengetahuannya tentang pentingnya perawatan pada bayi usia 0 s/d 6 minggu di puskesmas Kesunean kota Cirebon agar lebih waspada terhadap keadaan kesehatan pada bayi muda.
b.      Bagi institusi kesehatan
Diharapkan hasil penelitian ini dapat memberikan informasi bagi institusi pelayanan kesehatan ibu nifas, khususnya di puskesmas Kesunean kota Cirebon, dalam upaya meningkatkan derajat kesehatan ibu dan anak. Serta sebagai sumber informasi tentang pentingnya pemberian pemahaman dan pengetahuan perawatan dasar bayi muda.


c.       Bagi institusi pendidikan kebidanan
Diharapkan hasil penelitian ini dapat memberikan input pada proses pendidikan dan pembelajaran serta menambah kamus-kamus perkuliahan yang digunakan sebagai landasan teori atau kajian pustaka yang ilmiah berdasarkan hasil research untuk pengembangan proses pembelajaran dalam pendidikan kebidan.
d.      Bagi peneliti

Diharapkan hasil penelitian ini dapat bermanfaat untuk landasan pengembangan profesi kebidanan dan peningkatan karir peneliti sebagai bidan klinik.

Comments

Popular posts from this blog

Biografi Lengkap Prof. Dr. H. Cecep Sumarna

FILSAFAT DAN IDEOLOGI PENDIDIKAN MATEMATIKA

Soal UAS Mata Kuliah Filsafat Pendidikan STKIPM Kuningan