Pengaruh Manajerial Kepala Sekolah dan Kompetensi Guru terhadap Etos Kerja Guru


Etos Kerja Guru

       A.      Latar Belakang Masalah
Tingginya persaingan kerja pada era globalisasi sekarang ini, telah memaksa setiap orang untuk terus memiliki dan atau menguasai keahlian, serta kemampuan tertentu secara profesional. Rendahnya kualitas sumber daya manusia Indonesia telah menjadi problematika yang komplek dalam berbangsa dan bernegara. Tinggi rendahnya kualitas sumberdaya manusia suatu bangsa, akan tergantung pada sejauhmana komitmen atau political will pemerintah baik pusat maupun daerah untuk menjadikan lembaga pendidikan sebagai garda terdepan dalam mencetak sumber daya manusia yang berkualitas.

BACA JUGA: Hubungan Antara Gaya Kepemimpinan Kepala Sekolah dan Budaya Organisasi dengan Motivasi Kerja Guru
Etos kerja pendidik dan tenaga kependidikan di kota Cirebon diduga rendah. Rendahnya etos kerja ini dipengaruhi oleh rendahnya kualitas sumber daya manusianya. Berdasarkan pengamatan peneliti selama bertugas di lingkungan dinas pendidikan Kota Cirebon, diketahui masih terdapat guru yang melaksanakan tugas sebagai guru cenderung “asal-asalan/ asal gugur kewajiban”, terdapat guru yang mengajar pada tingkat Sekolah Menengah Atas Negeri masih berstrata Diploma, dan ditemukan masih terdapat banyak guru yang enggan meningkatkan kapasitas dirinya secara mandiri melalui diklat-diklat guru yang diselenggarakan pada tingkat lokal, regional, dan Nasional, atau enggan mengikuti seminar Nasional Tentang Pendidikan jika tidak dibiayai oleh sekolahnya.

Sekolah sebagai organisasi yang berfokus pada tujuan utama mendidik serta mengembangkan ilmu pengetahuan, pada kenyataannya telah menjadi organisasi yang kurang efektif dalam mencapai tujuan pendidikan Nasional, karena didalam organisasi sekolah terdapat kinerja individu-individu yang tidak didukung oleh etos kerja yang baik untuk kepentingan bersama membangun kualitas manusia Indonesia seutuhnya.
Selain masalah tersebut di atas, diketahui bahwa guru-guru yang ada di Sekolah Menengah Atas Negeri Kota Cirebon relatif masih belum memiliki etos kerja yang tinggi untuk peningkatan mutu pendidikan. Hal ini dibuktikan dengan adanya guru yang datang mengajar tidak tepat waktu, menomor duakan aktifitas pengajaran dan mengutamakan kerja untuk mendapatkan penghasilan tambahan untuk pemenuhan kebutuhan hidupnya. Untuk dapat meningkatkan etos kerja ini, diperlukan adanya suatu sikap yang menilai tinggi pada kerja keras dan sungguh sungguh. Karena itu perlu ditemukan suatu dorongan yang tepat untuk memotivasi dan merubah sikap guru-guru yang ada di SMA Negeri di kota Cirebon.
Pendidikan sebagai pilar pembangunan bangsa diharapkan mempersiapkan peserta didik untuk mencapai kualitas sumberdaya manusia yang berkualitas tinggi, sehingga peranannya di masa yang akan datang diharapkan menjadi pelopor utama pembangunan bangsa. Melalui pendidikan yang berkualitas diharapkan dapat terjadi perubahan pada peserta didik sehingga mereka dapat mengurus diri, keluarga dan mengelola negaranya di masa yang akan datang. Komitmen tersebut telah tercantum dalam Undang Undang Dasar 1945 dan UU No. 20 tahun 2003 tentang sistem Pendidikan Nasional serta Undang Undang Nomor 14 tahun 2005 tentang Guru dan Dosen.
Membangun manusia yang berkualitas merupakan tujuan dari pendidikan Nasional yaitu terbentuknya manusia yang cerdas, berpengetahuan, memiliki keterampilan, berprilaku mulia serta bertanggungjawab. Tujuan tersebut dijabarkan di dalam rencana strategi pendidikan Nasional.
Fungsi pendidikan mencakup diantaranya upaya untuk melaksanakan wajib belajar dan upaya penyiapan tenaga kerja. Dalam memenuhi fungsi-fungsi tersebut, upaya pembangunan pendidikan hendaknya memenuhi tuntutan akan pemerataan dan perluasan kesempatan pendidikan bagi seluruh anggota masyarakat dan adanya kesesuaian antara produk pendidikan dengan tuntutan masyarakat. Oleh sebab itu, maka diperlukan sebuah manajemen pengelolaan lembaga pendidikan yang baik dengan meningkatkan etos kerja yang produktif dikalangan para guru sebagai ujung tombak pendidikan.
Etos kerja guru yang tinggi tentu dapat dijadikan ukuran sekaligus sebagai suatu pokok pikiran utama dalam dunia pendidikan yang ada di Kota Cirebon, dimana etos kerja guru mutlak dibutuhkan untuk meningkatkan epektifitas dan efesiensi proses pelaksanaan tugas pembelajaran di Sekolah Menengah Atas Negeri Kota Cirebon. Dengan demikian, upaya untuk meningkatkan mutu pendidikan dapat dicapai dengan baik.
Etos kerja guru yang tinggi akan menentukan keberhasilan usaha dan proses pembelajaran di sekolah. Karena itu, masalah tersebut menarik untuk diperhatikan dan dianalisis dalam suatu organisasi sekolah yang didalamnya menyangkut berbagai keputusan termasuk keputusan kepala sekolah dan para guru itu sendiri.
Etos kerja guru di beberapa Sekolah Menengah Atas Negeri yang ada di kota Cirebon belum nampak secara nyata sehingga berdampak pada rendahnya kompetensi dan profesionalisme guru. Rendahnya kompetensi guru pada Sekolah Menengah Atas Negeri di kota Cirebon diduga dipengaruhi pula oleh rendahnya aspek manajerial Kepala Sekolah pada tingkat Sekolah Menengah Atas Negeri di Kota Cirebon. Hal ini terbukti dengan masih adanya guru yang tidak relevan dalam mengajar, serta masih adanya gejala kepala sekolah yang tidak memberikan kesempatan banyak kepada guru untuk meningkatkan kapasitas keilmuannya secara formal untuk melanjutkan ke jenjang pendidikan yang lebih tinggi.
Oleh sebab itu, kepala sekolah juga di tuntut untuk memiliki kemampuan, keterampilan, dan kecerdasan untuk mewujudkan iklim kerja  yang sehat, sehingga akan tercipta etos kerja yang baik pada guru di Sekolah Menengah Atas Negeri di Kota Cirebon. Jika aspek manajerial kepala sekolah baik, maka tentu akan dapat merangsang guru untuk meningkatkan kompetensinya secara baik pula. Tersedianya sarana dan prasarana yang memadai bagi para guru dan peserta didik, maka kompetensi guru akan memberikan sumbangan yang besar bagi peningkatan etos kerja guru.
Dalam meningkatkan etos kerja, guru senantiasa dihadapkan pada peningkatan kualitas pribadi dan sosialnya. Jika hal ini dapat dipenuhi maka keberhasilan lebih cepat diperoleh, yaitu mampu melahirkan peserta didik yang berbudi luhur, memiliki karakter sosial dan profesional sebagaimana yang menjadi  tujuan pokok pendidikan Nasional itu sendiri.
Aspek manajerial kepala sekolah dalam mengelola tenaga pendidikan dan tenaga kependidikan yang ada di sekolah sangat berpengaruh dan menentukan terhadap kemajuan sekolahnya, untuk itu kepala sekolah harus memiliki karakteristik kepemimpinan yang mampu mendorong dan meningkatkan kualitas sumber daya yang ada.
Berdasarkan pengamatan yang peneliti lakukan dibeberapa Sekolah Menengah Atas Negeri di kota Cirebon, menunjukan bahwa kompetensi guru masih kurang optimal, hal ini terlihat dari beberapa kali peneliti masuk dan mengamati proses kegiatan belajar mengajar di kelas, semua berjalan monoton, tidak ada variasi metode mengajar yang lebih memacu kreativitas siswa, belum lagi soal ketidak sesuaian antara kompetensi keilmuwan dengan tugas mengajarnya, imbasnya dapat terlihat secara nyata guru kurang menguasai pelajaran, guru datang terlambat dan pulang lebih cepat, sering mengajar hanya memberikan tugas.

Selain itu, hasil temuan di lapangan yang peneliti temukan, terdapat kepala sekolah SMA Negeri di kota Cirebon yang memiliki etos kerja kurang baik. Hal ini ditandai dengan jarangnya kepala sekolah melakukan supervisi terhadap guru dan tenaga kependidikan yang ada, jarang masuk sekolah, kurang terlibat aktif dalam kegiatan-kegiatan sekolah lainnya.
Oleh sebab itu, penelitian ini difokuskan untuk meneliti dan menganalisa pengaruh manajerial kepala sekolah dan kompetensi guru terhadap etos kerja guru pada Sekolah Menengah Atas Negeri di Kota Cirebon.

B.       Masalah Penelitian
            1.    Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang dan hasil temuan peneliti, maka terdapat beberapa masalah yang dapat diidentifikasikan sebagai berikut:
a)         Etos kerja guru rendah. Hal ini ditunjukan dengan masih adanya guru yang terlambat datang kesekolah, masih ada guru yang belum melaksanakan tugas sesuai dengan tugasnya, mengabaikan teguran pimpinannya.
b)        Kurangnya sosialisasi visi dan misi sekolah dari kepala sekolah. Sehingga, masih terdapat guru yang belum memahami visi dan misi sekolahnya, fakta lain terdapat guru yang datang ke sekolah sering terlambat bahkan cenderung asal gugur kewajiban.
c)         Dalam melaksanakan manajemen sekolah, masih terdapat gaya kepemimpinan kepala sekolah yang cenderung otoriter, sehingga pengambilan keputusan tidak melibatkan stakeholder sekolah,
d)        Penempatan guru yang tidak sesuai dengan kebutuhan, belum meratanya kesempatan guru untuk mendapatkan bimbingan, pelatihan maupun kegiatan lainnya yang berkaitan dengan peningkatan kompetensi guru,
e)         Manajemen sekolah diduga belum berjalan baik, faktor yang juga diduga ikut mempengaruhi ialah masih terdapat campur tangan birokrat dan politisi dalam pengelolaan sekolah. Faktanya, penerimaan siswa baru, dan pengaturan proyek sekolah yang terkadang dikondisikan.
f)         Kompetensi guru juga diduga masih rendah. Hal tersebut ditunjukkan dengan masih adanya guru yang belum berpatokan pada prosedur standar yang dilakukan dengan benar sehingga peningkatan kompetensi guru masih sangat rendah sehingga proses pembelajaran terlihat monoton, dan satu arah.
g)        Sarana prasarana sekolah masih terbatas. Terdapat beberapa sekolah yang belum memiliki sarana olah raga yang memadai, serta alat peraga untuk pembelajaran belum lengkap.

  
2.    Pembatasan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah, dan hasil identifikasi masalah yang begitu banyak, maka peneliti perlu membatasi masalah tersebut sebagai berikut:
a.       Etos kerja guru sebagai variabel endogen (X3)
b.      Manajerial kepala sekolah sebagai variabel eksogen (X1), dan
c.       Kompetensi guru sebagai variabel eksogen (X2)

C.      Perumusan Masalah
Berdasarkan pembatasan masalah tersebut di atas, maka masalah yang dapat dirumuskan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
1.      Apakah terdapat pengaruh manajerial kepala sekolah terhadap etos kerja guru di Sekolah Menengah Atas Negeri di Kota Cirebon?
2.      Apakah terdapat pengaruh kompetensi guru terhadap etos kerja guru di Sekolah Menengah Atas Negeri di Kota Cirebon?
3.      Apakah terdapat pengaruh manajerial kepala sekolah terhadap kompetensi guru di Sekolah Menengah Atas Negeri di Kota Cirebon?

D.      Kegunaan Hasil Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan data dan informasi secara empiris sehingga berguna baik secara teoretis, dan praktis untuk pengembangan ilmu pengetahuan. Untuk lebih rinci lagi, maka kegunaan hasil penelitian ini dapat memberi manfaat sebagai berikut:

1.    Kegunaan Teoretis
a.       Penelitian ini menjadi bahan masukan pada pengembangan konsep etos kerja guru di sekolah menengah atas negeri di kota Cirebon.
b.      Dapat dijadikan bahan masukan untuk penelitian lebih lanjut terhadap objek sejenis atau aspek lainnya yang belum tercakup dalam penelitian ini.
c.       Penelitian ini dapat menjadi informasi untuk meningkatkan etos kerja guru yang dipengaruhi oleh manajerial kepala sekolah dan kompetensi guru.

2.    Kegunaan Praktis
a.       Hasil penelitian ini mampu meningkatkan etos kerja guru di Sekolah Menengah Atas Negeri Kota Cirebon.
b.      Memberikan informasi bagi para kepala sekolah di Sekolah Menengah Atas Negeri Kota Cirebon agar memilki kompetensi manajerial yang efektif sebagai upaya untuk meningkatkan kompetensi dan etos kerja guru yang baik.
c.       Sebagai bahan masukan bagi para kepala Sekolah Menengah Atas Negeri Kota Cirebon bahwa manajerial kepala sekolah harus dibentuk sedemikian rupa sehingga dapat mendorong terciptanya kepemimpinan kepala sekolah yang mampu meningkatkan kompetensi dan etos kerja guru untuk menjamin mutu pendidikan.
d.      Sebagai bahan masukan bahwa kompetensi guru dan etos kerja guru dapat mendorong pada peningkatan profesionalisme kerja guru.
e.       Sebagai bahan masukan kepada para praktisi pendidikan bahwa tujuan pendidikan Nasional akan tercapai bila didukung oleh manajerial kepala sekolah, dan kompetensi guru, serta etos kerja yang lebih baik.
f.       Bagi peneliti sendiri bermanfaat untuk pengembangan profesi dan peningkatan karir.

Popular posts from this blog

Biografi Lengkap Prof. Dr. H. Cecep Sumarna

Soal UAS Mata Kuliah Filsafat Pendidikan STKIPM Kuningan

Paradigma Terbalik