Adakah Kegunaan Mite


Sejarah Ilmu Pengetahuan
Lanjutan Sejarah ilmu pengetahuan
Mite dapat menjadi perintis lahirnya filsafat. Filsafat sendiri, dapat menjadi induknya ilmu yang kemudian melahirkan teknologi. Melalui mite,  manusia mampu melakukan percobaan untuk mengerti tentang sesuatu secara filosofis-spekulatif yang setelah dilakukan uji coba dapat melahirkan ilmu. Produk ilmu adalah teknologi.
Mite dengan bahasa lain, sesungguhnya dapat memberi jawaban sementara –dan cenderung mampu memuaskan penanya-- terhadap pertanyaan dasar kemanusiaan seperti dari mana manusia itu ada? Siapa yang menciptakan manusia? Bagaimana manusia diciptakan? Pertanyaan semacam ini, pada awalnya dijawab dengan pendekatan mistik. Tetapi, jawaban yang bersipat mistik tadi, dalam perkembangan selanjutnya, akan merangsang orang untuk menelusuri lebih jauh tentang hakikat manusia dan nilai-nilai kemanusiaan yang disandangnya.
BACA JUGA: URGENSI LINTASAN SEJARAH.

Persoalan dunia juga sama! Secara spekulatif, manusia dapat mempertanyakan tentang asal-usul dunia dengan pertanyaan dan sekaligus jawaban yang bersipat memuaskan. Misalnya, dari mana kejadian-kejadian dalam alam ini dimulai? Apa sebab matahari terbit dari sebelah Timur dan terbenam di sebelah Barat, dan tidak sebaliknya?  Jawabannya selalu dan pasti spekulatif-filosofis, tetapi hampir tidak ada manusia yang mampu memberikan bantahan atasnya.
Mite dapat mencari keterangan tentang asal-usul alam semesta dan kejadian yang berlangsung didalamnya. Mite  mampu memberikan jawaban atas sejumlah pertanyaan dasar tentang asal-usul alam semesta. Jawaban yang diberikan mite atas pertanyaan dasar tentang asal-usul alam semesta ini, secara teoretik kemudian disebut dengan kosmoginis yang tidak lagi murni mistik. Tetapi sedikit banyak sudah filosofis sekaligus sedikit banyak ilmiah.
Jawaban mite atas pertanyaan tentang sipat-sipat kejadian alam semesta, akan melahirkan kosmologis. Sedikit berbeda dengan bangsa lain, Yunani Kuna mampu melakukan usaha serius dan sistematis dalam menyusun mite yang diceritakan rakyat menjadi satu keseluruhan kajian sistematik. Syair-syair Hesiodos misalnya dengan salah satu judul theogonia (kejidan Allah-Allah) dapat menjadi salah satu contoh bagaimana masyarakat Yunani Kuna berusaha melakukan rasionalisasi terhadap jawaban yang sebelumnya selalu bersipat mistik. 
Dengan nalar seperti ini, maka penyebutan Yunani dengan seperangkat pengaruhnya terhadap dunia Barat, menjadi sulit diabaikan. Dalam banyak kasus, kemajuan Barat secara filosofis,  par exelence adalah kemajuan Yunani. Pernyataan itu, sulit dinafikan meski bukan berarti tanpa persoalan. Sebab  misalnya, bagaimana dengan pengaruh Islam yang berpusat di Mediterenia? Atau misalnya, kasus Hindu Budha di Benua India? Dua peradaban ini memiliki konstribusi yang besar terhadap tatanan budaya dan teknologi moderen yang saat ini dinakhodai dunia Barat yang mengadagiumkan diri sebagai anak Yunan Kuna.

BACA JUGA: PARADIGMA TERBALIK

Comments

Popular posts from this blog

Biografi Lengkap Prof. Dr. H. Cecep Sumarna

Soal UAS Mata Kuliah Filsafat Pendidikan STKIPM Kuningan

Paradigma Terbalik