Adakah Kegunaan Mite
Oleh: Cecep Sumarna
Mite dapat menjadi
perintis lahirnya filsafat. Filsafat sendiri, dapat menjadi induknya ilmu yang kemudian
melahirkan teknologi. Melalui mite, manusia mampu melakukan percobaan untuk
mengerti tentang sesuatu secara filosofis-spekulatif yang setelah dilakukan uji
coba dapat melahirkan ilmu. Produk ilmu adalah
teknologi.
Mite dengan bahasa
lain, sesungguhnya dapat memberi jawaban sementara
–dan cenderung mampu memuaskan penanya-- terhadap pertanyaan dasar kemanusiaan
seperti dari mana manusia itu ada? Siapa yang menciptakan manusia?
Bagaimana manusia diciptakan? Pertanyaan semacam ini, pada awalnya dijawab dengan
pendekatan mistik. Tetapi, jawaban yang bersipat mistik tadi, dalam
perkembangan selanjutnya, akan merangsang orang untuk menelusuri lebih jauh
tentang hakikat manusia dan nilai-nilai kemanusiaan yang disandangnya.
BACA JUGA: URGENSI LINTASAN SEJARAH.
BACA JUGA: URGENSI LINTASAN SEJARAH.
Persoalan
dunia juga sama! Secara spekulatif,
manusia dapat mempertanyakan tentang asal-usul dunia dengan pertanyaan dan
sekaligus jawaban yang bersipat memuaskan. Misalnya, dari mana
kejadian-kejadian dalam alam ini dimulai? Apa sebab matahari terbit dari
sebelah Timur dan terbenam di sebelah Barat, dan tidak sebaliknya? Jawabannya selalu dan pasti
spekulatif-filosofis, tetapi hampir tidak ada manusia yang mampu memberikan
bantahan atasnya.
Mite
dapat mencari keterangan tentang asal-usul alam semesta dan kejadian yang
berlangsung didalamnya. Mite mampu memberikan jawaban atas sejumlah
pertanyaan dasar tentang asal-usul alam semesta. Jawaban yang diberikan mite
atas pertanyaan dasar tentang asal-usul alam semesta ini, secara teoretik
kemudian disebut dengan kosmoginis yang tidak lagi murni mistik. Tetapi sedikit
banyak sudah filosofis sekaligus sedikit banyak ilmiah.
Jawaban
mite atas pertanyaan tentang sipat-sipat kejadian alam semesta, akan
melahirkan kosmologis. Sedikit berbeda dengan bangsa lain, Yunani Kuna
mampu melakukan usaha serius dan sistematis dalam menyusun mite yang
diceritakan rakyat menjadi satu keseluruhan kajian sistematik. Syair-syair
Hesiodos misalnya dengan salah satu judul theogonia
(kejidan Allah-Allah) dapat menjadi salah satu contoh
bagaimana masyarakat Yunani Kuna berusaha melakukan rasionalisasi
terhadap jawaban yang sebelumnya selalu bersipat mistik.
Dengan
nalar seperti ini, maka penyebutan Yunani dengan seperangkat pengaruhnya
terhadap dunia Barat, menjadi sulit diabaikan. Dalam banyak kasus, kemajuan
Barat secara filosofis, par exelence
adalah kemajuan Yunani. Pernyataan itu, sulit dinafikan meski bukan berarti
tanpa persoalan. Sebab misalnya,
bagaimana dengan pengaruh Islam yang berpusat di Mediterenia?
Atau misalnya, kasus Hindu Budha di Benua India? Dua peradaban ini memiliki
konstribusi yang besar terhadap tatanan budaya dan teknologi moderen yang saat
ini dinakhodai dunia Barat yang mengadagiumkan diri sebagai anak Yunan Kuna.
BACA JUGA: PARADIGMA TERBALIK
BACA JUGA: PARADIGMA TERBALIK
Comments
Post a Comment