Virus Zika Fenomena Baru Olimpiade Musim Panas 2016
Sejarah Olimpiade
dari Masa Kemasa
Mendengar kata Olimpiade tidak lagi asing ditelinga kita. Kalau ditanya apa itu Olimpiade ? Kapan Olimpiade Dilaksanakan ? Dimana Olimpiade pertama kali dilaksanakan ? dan berapa jumlah negara yang terlibat dalam setiap penyelenggaraan Olimpiade ? barangkali tidak semua orang bisa menjawab pertanyaan pertanyaan itu. Berikut ini Team cakrawalailmu.com mencoba menelusuri, mentelaah hal-hal terkait dengan Olimpiade dari situs-situs yang dianggap valid dan reliabel, termasuk keresahan para penyelenggara dan para atlet yang akan mengikuti Hajat besar di Brazil tahun 2016, berikut hasil penelusurannya.
Olimpiade (Olimpic) adalah ajang olah raga
antar bangsa. Ada dua olimpiade yang paling dikenal saat ini yaitu Olimpiade
Musim Panas dan Olimpiade Musim Dingin. Olimpiade Musim Panas adalah ajang olah
raga musim panas yang diadakan setiap 4 tahun dan diikuti oleh seluruh negara di
dunia yang terdaftar di Komite Olimpiade Internasional (IOC-International
Olympic Committee). Olimpiade Musim Dingin adalah ajang olah raga musim dingin
antar bangsa yang diadakan 4 tahun sekali.
Pertandingan biasanya dilakukan di atas es atau
salju, misalnya seluncur es atau ski. Jumlah negara peserta Olimpiade Musim
Dingin lebih sedikit dibandingkan Olimpiade Musim Panas, karena negara-negara
yang berada di equator tidak memiliki fasilitas untuk olah raga musim dingin.
Olimpiade Modern Pertama Awalnya Olimpiade hanya berlangsung di Yunani Kuno sampai akhirnya pada tahun 393 M. Olimpiade kuno ini dihentikan oleh
Kaisar Romawi Theodosius.Jumlah negara peserta 67 Negara.
Olimpiade ini diboikot oleh sejumlah negara sebagai protes terhadap perang “Soviet–Afganistan”, termasuk Amerika Serikat dan Indonesia. Jumlah negara peserta 80 Negara. Indonesia meraih medali untuk pertama kalinya sejak ikut Olimpiade pertama kali (Olimpiade ke 15, 1952, Helsinki, Finlandia) melalui trio Lilies Handayani, Nurfitrie Saiman dan Kusuma Wardhani yang merebut medali perak di dalam cabang memanah. Jumlah negara peserta 159 Negara.
Olimpiade kemudian dihidupkan kembali oleh
seorang bangsawan Perancis, Pierre Fredy, Baron de Courbertin pada tahun 1896. Dalam
kongres pada tahun 1894 yang diselenggarakan oleh Pierre Fredy di Paris,
didirikanlah Komite Olimpiade Internasional (IOC) dan ibu kota Yunani, Athena
dipilih sebagai tuan rumah Olimpiade modern pertama tahun 1896. Dan selanjutnya
sejak tahun 1896 sampai sekarang, setiap empat tahun sekali Olimpiade Musim
Panas ini senantiasa diadakan kecuali tahun-tahun pada masa Perang Dunia II. Urut-urutan
Penyelenggaraan Olimpiade berdasarkan tahun dan tempat penyelenggaraan serta jumlah negara yang mengikutinya sebagai berikut:
- Olimpiade Athena, Yunani, 1896 (6 April – 15 April) Jumlah negara peserta:13
- Olimpiade Paris, Perancis, 1900 (14 Mei–28 Oktober)
- Olimpiade St. Louis, Missouri, AS, 1904 (1 Juli–23 Nopember) Jumlah negara peserta, 12 Negara.
- Olimpiade London, Inggris, 1908 (27 April–31 Oktober) Jumlah negara peserta 28 Negara.
- Olimpiade Stockholm, Swedia, 1912 (5 Mei–22 Juli) Jumlah negara peserta 22 Negara.
- Olimpiade Berlin 1916 dibatalkan, karena ada Perang-Dunia I.
- Olimpiade Antwerpen, Belgia, 1920 (20 April – 12 September) Jumlah peserta 29 Negara.
- Olimpiade Paris, Perancis, 1924 (4 Mei – 27 Juli) Jumlah negara peserta 44 Negara.
- Olimpiade Amsterdam, Belanda, 1928 (17 Mei-12-Agustus) Jumlah negara peserta 46 Negara.
- Olimpiade Los Angeles, California, AS, 1932 (30 Juli - 14 Agustus) Olimpiade ini diselenggarakan ketika dunia sedang dilanda keadaan ekonomi “depresi berat”, sehingga sejumlah besar negara tidak mengirimkan atlet karena tidak memiliki dana. Jumlah negara peserta 37 Negara.
- Olimpiade Berlin, Jerman, 1936 (1 Agustus - 16 Agustus) Jumlah negara peserta 49 Negara.
- Olimpiade 1940 yang rencananya akan diadakan di Tokyo, Jepang, tanggal 21 September-5 Oktober, dibatalkan karena pecah Perang Dunia II.
- Olimpiade 1944 yang rencananya akan diadakan di London, dibatalkan karena adanya Perang Dunia II.
- Olimpiade London, Britania Raya, 1948 (29 Juli – 14 Agustus) Jumlah negara peserta 59 Negara.
- Olimpiade Helsinki, Finlandia, 1952 (19 Juli – 3 Agustus). Untuk pertama kalinya Indonesia ikut didalam Olimpiade ini. Dan selanjutnya Indonesia tak pernah absen ikut Olimpiade hingga Olilpiade ke 34 di Beijing tahun 2008 (kecuali waktu memboikot Olimpiade ke 22 di Moskwa tahun 1980, sebagai protes terhadap perang “Soviet–Afganistan”) Jumlah negara peserta 69 Negara.
- Olimpiade Melbourne, Australia, 1956 (22 Nopember – 8 Desember)
- Olimpiade Roma, Italia, 1960 (25 Agustus – 11 September) Jumlah negara peserta 83 Negara.
- Olimpiade Tokyo, Jepang, 1964 (10 Oktober – 24 Oktober) Jumlah negara peserta 93.
- Olimpiade Mexico City, Meksiko, 1968 (12 Oktober - 27 Oktober) Jumlah negara peserta 112 Negara.
- Olimpiade Munchen, Jerman Barat, 1972 (26 Agustus - 11 September) Olimpiade ini dinodai kejadian yang disebut “Tragedi Munchen”. Pada 5 September 1972, kelompok teroris “September Hitam” (Black September) yang terdiri dari orang-orang Palestina menyandera dan membunuh 11 atlet Israel. Dalam upaya penyelamatan yang dilaksanakan, hampir seluruh militan dibunuh kecuali 3 diantaranya. Seluruh acara Olimpiade ditunda untuk sementara, namun sehari kemudian dilanjutkan meskipun beberapa atlet memutuskan untuk pulang kenegaranya. Jumlah negara peserta 150 Negara.
- Olimpiade Montreal, Kanada, 1976 (17 Juli – 1 Agustus) Jumlah negara peserta 93 Negara.
- Olimpiade Moskwa, Uni Soviet, 1980 (19 Juli – 3 Agustus)
- Olimpiade Los Angeles, AS, 1984 (28 Juli – 12 Agustus) Jumlah negara peserta 140 Negara.
- Olimpiade Seoul, Korea Selatan, 1988 (17 September - 2 Oktober)
- Olimpiade Barcelona, Spanyol, 1992 (25 Juli – 9 Agustus). Bulutangkis, bisbol, dan judo putri menjadi bagian dari Olimpiade untuk pertama kalinya. Indonesia meraih medali emas (total 2 emas) untuk pertama kalinya sejak ikut Olimpiade melalui cabang bulutangkis yang dipersembahkan masing-masing oleh Susi Susanti (tunggal putri) dan Alan Budikusuma (tunggal putra). Karena pecahnya Uni Soviet tahun 1991, Estonia, Latvia dan Lithuania berpartisipasi sebagai negara tersendiri. Negara Soviet lainnya berpartisipasi sebagai “Tim Bersatu”. Pecahnya Yugoslavia, membuat Kroasia, Slovenia dan Bosnia Herzegovina ikut sebagai negara tersendiri. Jumlah negara peserta 169 Negara.
- Olimpiade Atlanta, Georgia, AS, 1996 (19 Juli – 4 Agustus) Olimpiade ini dianggap oleh sebagian orang sebagai Olimpiade yang paling tidak sukses. Masalah lalu lintas sering membuat perjalanan atlit terhambat. Terlalu banyaknya iklan yang beredar pada Olimpiade ini, terutama milik Coca-Cola. Selain itu terjadi insiden bom pada 27 Juli 1996. Jumlah negara peserta 197 Negara.
- Olimpiade Athena, Yunani, 2004 (13 Agustus – 29 Agustus) Didalam Olimpiade ini, Indonesia meraih 1 emas (Taufik Hidayat, bulu tangkis), 1 perak (Raema Lisa Rumbewas, angkat besi putri 53 Kg) dan 2 perunggu (Sony Dwi Kuncoro, bulu tangkis tunggal putra dan Flandy Limpele/Eng Hian, bulu tangkis ganda putra) Jumlah negara peserta 202 Negara.
- Olimpiade Beijing, China, 2008 (8 Agt – 24 Agt) Olimpiade musim panas ke 29 ini dibuka dengan upacara yang fantastis dan spektakuler di Stadion Sarang Burung, Beijing pada tanggal 8-8-08 pukul 08–08–08 malam (jam 8 malam lewat 8 menit dan 8 detik). Didalam kebudayaan China, angka 8 diasosiasikan dengan kemakmuran. Dana penyelenggaraan (stadion, infrastruktur dan lain-lain) 40 miliar dollar AS (Rp. 360 triliun) Jumlah negara peserta 204 Negara.
- Olimpiade London, Britania Raya 2012 (27 juli – 12 Agustus) Olimpiade ke 30 akan diadakan di Rio de Janerio.
- Olimpiade Tahun 2016 akan diselenggaran di Rio de Janerio Brazil.
Baca Juga Subernya DISINI
Fenomena Penyebaran Virus Zika
Infeksi
virus Zika terjadi melalui perantara gigitan nyamuk Aedes, terutama spesies Aedes
aegypti.
Penyakit yang disebabkannya dinamakan sebagai Zika, penyakit Zika (Zika
disease)
ataupun demam Zika (Zika fever). Virus Zika yang telah menginfeksi manusia dapat
menimbulkan beberapa gejala, seperti demam, nyeri sendi,
konjungtivitis (mata merah), dan ruam. Gejala-gejala penyakit Zika dapat
menyerupai gejala penyakit dengue dan chikungunya, serta dapat berlangsung
beberapa hari hingga satu minggu.
Virus Zika pertama kali ditemukan pada seekor monyet resus di hutan
Zika, Uganda, pada tahun 1947. Virus Zika kemudian ditemukan kembali pada
nyamuk spesies Aedes
Africanus di hutan
yang sama pada tahun 1948 dan pada manusia di Nigeria pada tahun 1954. Virus Zika
menjadi penyakit endemis dan mulai menyebar ke luar Afrika dan Asia pada tahun
2007 di wilayah Pasifik Selatan. Pada Mei 2015, virus ini kembali merebak di
Brazil. Penyebaran virus ini terus terjadi pada Januari 2016 di Amerika Utara,
Amerika Selatan, Karibia, Afrika, dan Samoa (Oceania). Di Indonesia sendiri,
telah ditemukan virus Zika di Jambi pada tahun 2015.
Penyebab
Virus Zika.
Penyebab
penyakit Zika (Zika disease) ataupun demam Zika (Zika
fever) adalah virus
Zika. Virus Zika termasuk dalam garis virus flavivirus yang masih berasal dari
keluarga yang sama dengan virus penyebab penyakit dengue/demam berdarah. Virus
Zika disebarkan kepada manusia oleh nyamuk Aedes yang terinfeksi. Nyamuk ini menjadi
terinfeksi setelah menggigit penderita yang telah memiliki virus tersebut.
Nyamuk ini sangat aktif di siang hari dan hidup serta berkembang biak di dalam
maupun luar ruangan yang dekat dengan manusia, terutama di area yang terdapat
genangan air.
Walaupun
jarang, virus Zika dapat ditransmisikan dari seorang ibu ke bayinya. Virus Zika
berkemungkinan ditularkan dari seorang ibu hamil pada janin di dalam
kandungannya. Dapat pula bayi tertular pada waktu persalinan.Hingga saat ini,
kasus penularan virus Zika melalui proses menyusui belum ditemukan sehingga
ahli medis tetap menganjurkan ibu yang terinfeksi untuk tetap menyusui bayinya. Selain
itu, terdapat beberapa laporan virus Zika yang penularannya terjadi melalui
tranfusi darah dan hubungan seksual.
Gejala
Virus Zika
Selain
gejala umum yang telah disebutkan, gejala lain virus Zika yang ditemukan adalah
sakit kepala, nyeri di belakang mata, dan lelah. Gejala ini umumnya bersifat
ringan dan berlangsung hingga sekitar satu minggu. Mengenai
periode inkubasi virus Zika masih belum diketahui, namun kemungkinan
berlangsung hingga 2-7 hari semenjak pasien terpapar virus ini (terkena gigitan
nyamuk penjangkit).
Dari lima orang yang terinfeksi virus Zika, satu orang
menjadi sakit akibat virus ini. Walaupun jarang, dapat terjadi kasus berat yang
memerlukan penanganan lebih lanjut di rumah sakit, bahkan kematian. Transmisi
virus Zika yang terjadi di dalam kandungan dikaitkan dengan terjadinya
mikrosefali dan kerusakan otak pada janin. Mikrosefali adalah kondisi dimana
lingkar kepala lebih kecil dari ukuran normal.
Diagnosis
Virus Zika
Melihat
dari gejala yang menyerupai banyak penyakit lain, pemeriksaan terhadap rute
perjalanan yang pernah dilakukan oleh pasien, khususnya ke area-area yang
memiliki kasus infeksi virus Zika dapat membantu mempersempit diagnosis. Dokter
mungkin akan menanyakan area, waktu, dan aktivitas saat melakukan kunjungan ke
daerah tersebut. Dokter dapat melakukan tes darah untuk mendeteksi asam nukleat
virus, mengisolasi virus, atau uji serologis. Selain melalui pengambilan darah
yang biasanya dilakukan pada 1-3 hari setelah gejala muncul, urine dan air liur
juga dapat menjadi bahan uji pada hari ketiga hingga hari kelima.
Pengobatan Virus Zika
Pengobatan
virus Zika difokuskan kepada upaya mengurangi gejala yang dirasakan oleh pasien
karena vaksin serta obat-obatan penyembuh penyakit ini belum ditemukan, hal
inilah barangkali yang menyebabkan para atlet peserta Olimpiade 2016 lebih
memilih mundur (Atlet-atlet
itu di antaranya pegolf dari Irlandia Utara, Rory McIlroy; pegolf Australia,
Marc Leishman; dan pesepeda Amerika Serikat, Tejay van Garderen. Garderen
menyatakan tidak akan bertanding di Rio karena memiliki kekhawatiran yang sama.
Terlebih saat ini istrinya tengah hamil.) dikutif dari Tempo.com.
Pengobatan terhadap gejala yang dialami dapat berupa
pemberian cairan untuk mencegah dehidrasi, obat pereda rasa sakit untuk
meredakan demam dan sakit kepala, serta istirahat yang cukup. Penggunaan
aspirin dan obat anti peradangan nonsteroid lainnya tidak direkomendasikan
sebelum kemungkinan pasien terkena dengue dapat dihilangkan. Bagi
pasien yang telah terinfeksi virus Zika diharapkan untuk menghindari gigitan
nyamuk selama terjangkit virus ini karena virus Zika yang dapat bertahan lama
di dalam darah penderita dapat menyebar ke orang lain melalui gigitan nyamuk.
Pencegahan
Virus Zika
Mencegah
gigitan nyamuk adalah salah satu tindakan pencegahan awal yang bisa membantu
Anda terhindar dari infeksi virus Zika. Beberapa langkah pencegahan yang bisa
dilakukan saat berada di daerah yang terjangkit virus Zika, antara lain:
- Memastikan tempat yang Anda tinggali memiliki pendingin ruangan atau setidaknya memiliki tirai pintu dan jendela yang dapat mencegah nyamuk masuk ke ruangan.
- Gunakan kelambu pada tempat tidur jika area yang Anda kunjungi tidak memiliki hal di atas.
- Gunakan baju dan celana berlengan panjang
- Gunakan bahan penolak serangga yang terdaftar pada badan perlindungan lingkungan atau environmental protection agency (EPA), sesuai dengan instruksi yang tertera pada kemasan. Instruksi yang terlampir akan memberikan informasi mengenai pengaplikasian ulang, area pengaplikasian yang diperbolehkan, waktu dan durasi pengaplikasian.
- Bayi yang berusia di bawah dua bulan tidak diperkenankan menggunakan bahan penolak serangga ini sehingga Anda harus memastikan agar pakaian bayi dapat melindunginya dari gigitan nyamuk.
- Gunakan juga kelambu pada tempat tidur bayi, kereta dorong bayi, dan gendongan atau alat pengangkut bayi lainnya.
- Perhatikan area tubuh anak yang berusia lebih dewasa saat mengaplikasikan bahan penolak serangga. Hindari area tubuh yang terluka atau sedang mengalami iritasi, area mata, mulut, dan tangan.
- Pilihlah perawatan, pencucian, atau pemakaian pakaian serta peralatan yang menggunakan bahan dengan kandungan permethrin. Pelajari informasi produk dan instruksi penggunaan mengenai perlindungan yang diberikan. Hindari menggunakan produk ini pada kulit.
- Pelajari juga informasi mengenai daerah yang akan Anda kunjungi, seperti fasilitas kesehatan dan area luar ruangan terbuka sebelum waktu keberangkatan tiba, khususnya area yang terjangkit virus Zika.
- Lakukan tes virus Zika sekembalinya Anda, khususnya perempuan hamil, dari daerah penyebaran virus Zika. Baca Juga Sumber lainnya DISINI
Kekhawatiran Virus Zika
Pada Olimpiade 2016
Virus Zika mengancam
penyelenggaraan Olimpiade 2016 di Rio de Janeiro. Meski begitu, WHO
menolak penundaan atau pemindahan tempat Olimpiade. Dalam keterangannya,
WHO menganggap penyelenggaraan Olimpiade tidak akan memengaruhi penyebaran
virus Zika. WHO menyebut ancaman penularan virus Zika bisa dihindari jika para
pengunjung negara Brasil mengikuti travel advise yang diberikan oleh WHO.
"Berdasarkan
pengamatan terbaru, virus Zika diketahui ada di hampir 60 negara dan 29 di
antaranya ada di benua Amerika. Tidak ada adalan untuk menunda atau
memberhentikan penyelenggaraan Olimpiade selama travel advice diikuti oleh
pengunjung," ungkap WHO dalam keterangan resminya, dikutip dari Reuters, Minggu (29/5/2016).
Hal ini menimbulkan
reaksi dari pada peneliti dan pakar kesehatan masyarakat. Sebelumnya, 150
peneliti dan pakar kesehatan masyarakat menyurati WHO untuk menunda atau
minimal memindahkan tempat penyelenggaraan Olimpiade 2016 dikarenakan bahaya
kesehatan yang ditimbulkan akibat virus Zika. Dalam suratnya, peneliti
menyebut penyelenggaraan Olimpiade di Rio de Janeiro dapat membahayakan
pengunjung dari luar negeri. Selain itu, ada kekhawatiran penyebaran virus Zika
dari pengunjung yang tertular di Brasil.
"Risiko yang
diambil adalah virus Zika menginfeksi 500.000 pengunjung asal luar negeri, dan
mereka kembali ke negaranya membawa virus yang berpotensi menjadi endemi,"
demikian pernyataan para peneliti.
Dr Ford Vox, pakar
kesehatan otak yang turut menandatangani surat untuk WHO menyebut bisa saja
langkah ini menimbulkan konsekuensi bahaya global. Bahkan menurutnya, apa yang
dilakukan WHO dengan tidak menunda atau memindahkan tempat penyelenggaraan
Olimpiade tidak didasari oleh proses pengambilan keputusan yang tepat.
"Saya kecewa
dengan respons yang diberikan WHO. Menurut saya respons tersebut menunjukkan
WHO tidak memiliki pertimbangan sebelum mengambil keputusan," tuturnya. Tidak semua ahli
menyetujui rencana pemindahan atau penundaan Olimpiade. Jonathan Ball, profesor
di bidang Virologi Molekular University of Nottingham mengatakan
penyelenggaraan Olimpiade tidak akan berpengaruh banyak terhadap penyebaran
virus Zika. "Kita hidup di
dunia yang berkaitan, perpindahan manusia mudah terjadi bahkan hingga antar
negara. Dibandingkan dengan itu, risiko peningkatan penularan virus Zika saat
Olimpiade ibarat tetesan air di lautan," terangnya.
Sumber lain Bisa dibaca DISINI
Jadi berdasarkan penelusuran ilmiah tersebut di atas, para penyelenggara, atlet, dan masyarakat umum yang akan menyaksikan perhelatan Olimpiade 2016 tidak perlu khawatir secara berlebihan, karena tentu para pemangku kebijakan penyelenggaraan Olimpiade di Brazil sudah melakukan pirsiapan yang dianggap matang untuk menjamin segala sesuatunya terkai dengan keamanan, keselamatan dan kesehatan para atlet dan crew nya. wallahualam bissawab - Arip Amin
Comments
Post a Comment