Contoh Hasil Penelitian Tesis Administrasi Pendidikan
Kesimpulan
- Dari hasil analisis dan deskripsi data penelitian pada bab IV, maka dengan ini peneliti dapat mengambil kesimpulan sebagai berikut:Terdapat hubungan yang signifikan antara gaya kepemimpinan kepala sekolah (Xl) dengan motivasi kerja guru (Ŷ) di Sekolah Menengah Atas Negeri Kota Cirebon, hal ini dilihat berdasarkan pengujian statistik korelasi dimana didapatkan nilai signifikansi (Sig.) untuk uji pearson adalah 0,000. Jika dibandingkan, maka nilainya akan lebih kecil dari 0,05. Ini berarti hipotesis Ha diterima, dan Ho ditolak. Selain nilai korelasi, hasil pengolahan data didapatkan juga nilai koefesien korelasi rhitung = 0,638 yang berarti memiliki hubungan yang kuat. Dengan demikian, semakin baik Gaya Kepemimpinan Kepala Sekolah, maka akan semakin baik pula Motivasi Kerja Guru di Sekolah Menengah Atas Negeri Kota Cirebon.
- Terdapat hubungan yang signifikan antara Budaya Organisasi (X2) dengan Motivasi Kerja Guru (Ŷ) di Sekolah Menengah Atas Negeri Kota Cirebon, hal ini dilihat berdasarkan pengujian statistik korelasi dimana didapatkan nilai signifikansi (Sig.) untuk uji pearson adalah 0,000. Jika dibandingkan, maka nilainya akan lebih kecil dari 0,05. Ini beranti hipotesis Ha diterima, dan Ho ditolak. Selain nilai korelasi, hasil pengolahan data didapatkan juga nilai koefesien korelasi rhitung = 0,658 yang berarti memiliki hubungan yang kuat. Dengan demikian, maka penulis dapat menyimpulkan bahwa semakin baik Budaya Organisasi di Sekolah Menengah Atas Negeri Kota Cirebon, maka akan semakin baik pula Motivasi Kerja Gurunya.
- Terdapat hubungan yang signifikan antara Gaya Kepemimpinan Kepala Sekolah dan budaya Organisasi secara bersama-sama dengan Motivasi Kerja Guru di Sekolah Menengah Atas Negeri Kota Cirebon, hal ini dapat dilihat berdasarkan pengujian statistik korelasi dimana didapatkan nilai signifikansi (Sig.) untuk uji pearson adalah 0,000. Jika dibandingkan, maka nilainya akan lebih kecil dari 0,05, ini berarti hipotesis Ha diterima dan, Ho ditolak. Selain nilai korelasi, dari pengolahan data didapatkan juga nilai koefesien korelasi rhitung, Gaya Kepemimpinan = 0,638 dan rhitung Budaya Organisasi = 0,658, yang berarti memiliki hubungan yang kuat. Dengan demikian, penulis dapat menyimpulkan bahwa secara bersama-sama bahwa semakin baik Gaya Kepemimpinan dan Budaya Organisasi, maka akan mampu meningkatkan Motivasi Kerja Guru di Sekolah Menengah Atas Negeri Kota Cirebon.
B.
Implikasi
Berdasarkan pada hasil
temuan penelitian seperti yang telah dideskripsikan pada Bab IV, dan hasil
kesimpulan di atas, berikut ini akan dikemukakan beberapa implikasi yang
menurut penulis dianggap relevan.
- Bahwa Gaya Kepemimpinan Kepala Sekolah perlu terus ditingkatkan dengan cara mengikuti jenjang pendidikan yang lebih tinggi lagi, dan kepala sekolah perlu mengikuti diklat-diklat atau pelatihan-pelatihan tentang kepemimpinan supaya mampu meningkatkan motivasi kerja guru untuk mencapai kualitas dan produktifitas kerja yang profesional.
- Bahwa Budaya Organisasi perlu terus perbaiki dan dibangun kearah yang lebih baik, sehingga mutu pendidikan dapat dicapai dengan baik pula melalui kegiatan monitoring/ rapat bulanan guru serta evaluasi program sekolah secara berkala (3 bulanan), serta penerapan Funisment dan sistem reward yang jelas dan tegas terhadap tata tertib yang disepakati di sekolah.
- Bahwa Motivasi Kerja Guru perlu terus ditingkatkan karena dengan motivasi kerja yang kurang baik akan berimplikasi pada hasil kerja yang kurang produktif sehingga mutu pendidikan juga kurang baik. Variabel eksogen gaya kepemimpinan kepala sekolah dan budaya organisasi yang diteliti merupakan faktor yang ikut berkortribusi terhadap Motivasi Kerja Guru, disamping faktor-faktor lain seperti pemberian insentif, iklim organisasi, kualifikasi pendidikan, pembinaan oleh atasan serta konsep diri. Oleh karena itu faktor-faktor tersebut perlu diperhatikan baik oleh kepala sekolah maupun oleh guru itu sendiri, dan juga oleh pengambil kebijakan di daerah dan pimpinan lembaga pendidikan. Apabila ingin memaksimalkan / meningkatkan Motivasi Kerja Guru untuk mencapai prestasi dan mutu pendidikan.
C.
Saran
Berdasarkan pada
temuan-temuan hasil penelitian di Sekolah Menengah Atas Negeri di Kota Cirebon,
dengan ini peneliti ingin menyampaikan beberapa saran yang dianggap baik:
- Kepada guru diharapkan:
a. Terus
meningkatkan motivasi kerjanya agar budaya organisasi sekolah dapat dibangun
dengan baik. Hal ini memerlukan kesadaran diri disertai rasa pengabdian yang
tulus sebagai pendidik dan pengabdi yang profesional untuk pencapaian mutu
pendidikan secara Nasional, dengan cara meningkatkan kualifikasi melalui
diklat-diklat dan melanjutkan jenjang pendidikan yang lebih tinggi lagi.
b. Terus
meningkatkan kompetensi baik pedagogis, kepribadian, sosial, dan kompetensi
profesionalnya, melalui peningkatan kualifikasi pendidikan minimal S2, belajar
secara mandiri dengan banyak mengakses informasi baik dalam buku maupun
kabar-kabar online didunia maya, mengikuti
diklat-diklat guru, dan seminar pendidikan agar motivasi kerja menjadi lebih
baik.
2. Untuk Kepala Sekolah
Kepala sekolah sebagai
penanggung jawab utama di sekolah agar:
a. Memelihara
motivasi guru yang sudah cukup baik agar tetap konsisten, dan dapat terus
ditingkatkan melalui gaya kepemimpinannya sesuai dengan harapan dan masukan
bawahannya. Dengan gaya kepemimpinan yang lebih epektif diharapkan dapat
meningkatkan motivasi kerja guru yang memungkinkan guru-guru dapat melaksanakan
tugasnya disekolah dengan baik, dan mengerahkan segala daya dan upaya untuk
mewujudkan visi, misi, dan nilai-nilai pendidikan di sekolah sebagai ujung
tombak keberhasilan pendidikan di sekolah, melalui peningkatan kualitas
manajerial kepala sekolah dengan cara mengikuti diklat-diklat dan seminar
pendidikan serta melanjutkan pendidikan kejenjang yang lebih tinggi.
b. Sebagai
pemimpin, kepala sekolah tidak hanya menuntut guru-guru agar menunjukkan
kinerja yang baik tapi juga kepala sekolah perlu turut membangun motivasi dan
budaya organisasi sekolah secara baik pula.
3. Kepada pengambil kebijakan di pusat dan
daerah
Karena pendidikan merupakan
sistem Nasional, maka pemerintah pusat, dan Pemerintah Daerah sebagai pembuat
kebijakan agar:
a. Konsisten
dengan setiap kebijakannya. Seperti menekan biaya pendidikan secara epektif dan
efisien, mengontrol dan mengendalikan mutu pendidikan Nasional dengan cara
membuat kebijakan yang epektif dengan birokrasi yang prima, kebijakan yang
dapat dijangkau oleh para guru baik dalam sistem sertifikasi maupun sistem
kenaikan pangkat, karena fakta empirik menunjukkan banyaknya guru yang masih
berpangkat III-C dan IV-A, padahal pangkat dan golongan guru dapat menjadi
motivasi tersendiri untuk bekerja maksimal karena penghasilan pokok akan meningkat.
4. Kepada peneliti berikutnya
Motivasi
kerja guru merupakan faktor penting untuk tercapainya prestasi kerja dalam
lingkup pendidikan. Faktor-faktor yang ikut mempengaruhi motivasi kerja menarik
untuk diungkap, untuk itu maka disarankan agar peneliti yang tertarik mengkaji
lebih jauh tentang motivasi kerja guru agar dapat meneliti variabel-variabel
lain yang belum diungkap.
Oleh: Arip Amin
Oleh: Arip Amin