Contoh Bab III. Metodologi Penelitian, Tesis Administrasi Pendidikan


Contoh Bab III Metodologi Penelitian, Tesis Administrasi Pendidikan
A.      Tujuan Penelitian

Berdasarkan masalah yang telah dirumuskan pada bab I, dan memperhatikan variabel penelitian, maka penelitian ini bertujuan untuk memperoleh data empirik untuk melihat ada dan tidaknya serta kuat dan lemahnya hubungan:
1. Gaya kepemimpinan kepala sekolah dengan motivasi kerja guru Sekolah Menengah Atas Negeri di kota Cirebon.
2. Budaya organisasi dengan motivasi kerja guru Sekolah Menengah Atas Negeri di kota Cirebon.
3. Gaya kepemimpinan kepala sekolah dan budaya organisasi secara bersama-sama dengan motivasi kerja guru Sekolah Menengah Atas Negeri di kota Cirebon.


B.       Tempat dan Waktu Penelitian
1.         Tempat Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di Sekolah Menengah Atas Negeri Kota Cirebon, Provinsi Jawa Barat. Adapun alasan memilih lokasi tersebut adalah sebagai berikut:
a)   Berdasarkan pengamatan peneliti, diketahui bahwa permasalahan yang dinilai kritikal untuk diteliti adalah gaya kepemimpinan kepala sekolah, budaya organisasi, dan sebagai sasaran yang ingin diketahui adalah motivasi kerja guru, dan peneliti memilih guru sebagai unit yang akan diteliti.
b)     Penelitian ini juga diharapkan memberikan kontribusi kepada sekolah dengan harapan bermanfaat, sebagai bahan evaluasi untuk perbaikan gaya kepemimpinan, membangun budaya organisasi yang sehat untuk peningkatan motivasi kerja guru Sekolah Menengah Atas Negeri di Kota Cirebon, serta melahirkan kinerja guru yang memiliki kompetensi yang baik untuk melaksanakan tugas guru secara profesional di sekolahnya. Dengan demikian, maka hasil penelitian ini dapat dijadikan bahan rekomendasi untuk kemajuan pendidikan di Kota Cirebon dengan memiliki dasar yang kuat dan akurat.

2.         Waktu Penelitian
       Pelaksanaan penelitian ini berlangsung selama 4 bulan terhitung mulai persetujuan proposal pada bulan Desember 2011 dengan rincian sebagai berikut:


C.      Desain Penelitian
       Dalam penelitian ini akan digunakan metode penelitian survey dengan pendekatan korelasi, yaitu suatu cara mengumpulkan informasi dari populasi dengan tujuan untuk menjelaskan dan menerangkan fenomena yang terjadi dengan cara meneliti hubungan antar variabel. Dalam penelitian ini variabel endogen adalah motivasi kerja guru (Y). Sedangkan variabel eksogen gaya kepemimpinan kepala sekolah (X1) dan budaya organisasi sekolah (X2). Hubungan variabel eksogen dengan variabel endogen dapat digambarkan sebagai berikut [1]:





[1] Santosa, Muwarni. 2005, Model Proposal Penelitian Survei Hubungan, PPs Uhamka: Jakarta, h. 3

D.      Populasi dan Sampel
1.         Populasi
Populasi adalah totalitas semua nilai yang mungkin baik hasil penghitungan ataupun pengukuran, kuantitatif maupun kualitatif dari karakteristik tertentu mengenai sekumpulan objek yang lengkap dan jelas yang ingin dipelajari sifat-sifatnya. Sedangkan sampel adalah sebagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi. Pada umumnya pengertian survei dibatasi pada penelitian yang datanya dikumpulkan dari sampel atas populasi untuk mewakili seluruh populasi.
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh Guru Sekolah Menengah Atas Negeri di Kota Cirebon yang terdiri dari 9 SMA Negeri, dan setiap Sekolah Menengah Atas Negeri memiliki jumlah guru seperti pada tabel berikut ini:
Peneliti menyadari akan segala keterbatasan yang dimiliki peneliti baik dari sisi waktu dan finansial. Untuk itu peneliti melakukan Random Sampling dengan cara diundi untuk mengambil tiga sekolah dari sembilan SMA Negeri yang ada di Kota Cirebon. Berdasarkan hasil pengundian, maka diperoleh SMA Negeri 1, dengan 62 orang Guru, SMA Negeri 8 dengan 49 orang guru, dan SMA Negeri 5 dengan 47 orang guru. Dengan demikian, maka populasi terjangkau dari tiga sekolah tersebut dengan total guru sebanyak 158 orang guru PNS.
  
2.         Sampel
     Dalam penelitian ini sampel diambil dengan model tabel Isaac & Michael dengan tingkat kesalahan 5%, dari tabel tersebut maka diperoleh jumlah sampel 105 orang guru [1]. Selanjutnya dari setiap sekolah ditetapkan jumlah sampel secara proporsional Random sampling dengan rata-rata dari target populasi di ambil sampel 66%, sehingga diperoleh kerangka sampling sebagai berikut:



E.      Proses Menjaring Data
1.    Variabel Motivasi Kerja Guru (Y)
a.         Definisi Konseptual
Secara konseptual motivasi kerja guru adalah dorongan dari dalam diri guru untuk melaksanakan tugas semaksimal mungkin yaitu dengan cara yang bertanggung jawab, berdisiplin, dan berorientasi pada prestasi.
b.        Definisi Operasional
Secara operasional yang dimaksud dengan motivasi kerja guru dalam penelitian ini adalah skor yang diperoleh guru dinyatakan dalam angket penelitian dengan indikator; 1) bertanggung jawab, 2) berdisiplin, dan 3) berorientasi prestasi.
c.         Kisi-kisi 


[1] Pedoman Tesis & Desertasi. 2008, Jakarta: PPS Uhamka, h. 23

Angket dibuat dalam bentuk pernyataan skala ala Likert dengan lima pilihan jawaban: S = Selalu, S = Sering, J= Jarang, KK= Kadang-kadang, TP = Tidak Pernah. Masing-masing  jawaban diberi skor 1, 2, 3, 4, dan 5. Skor akhir diperoleh dengan menghitung rata-rata, sehingga rentang skor berkisar antara 1 (kemungkinan skor terendah) hingga 5 (kemungkinan skor tes tinggi).
d.         Kalibrasi
Instrumen motivasi kerja guru dikembangkan dari mulai penyusunan instrumen berbentuk skala 5 sebanyak 33 (tiga puluh tiga) butir pernyataan yang mengarah kepada indikator-indikator  motivasi kerja guru yang telah di uji cobakan pada guru diluar sampel penelitian (SMA Negeri 7 Kota Cirebon) sebanyak 30 orang guru. Konsep instrumen diperiksa untuk melihat validitas, sehingga mampu mengukur motivasi kerja guru melalui indikator-indikator. Proses kalibrasi dilakukan dengan menganalisa data hasil ujicoba instrumen untuk menguji validitas instrumen berupa validitas butir dengan menggunakan koefisien antar skor butir dengan skor total instrumen menggunakan SPSS versi 17 dengan hasil penghitungan terlampir.
Teknik yang digunakan untuk menguji validitas instrumen dengan uji korelasi Product Moment Pearson (r). Kriteria yang digunakan untuk menguji validitas butir pada 30 responden jika rhit > rtab butir instrumen yang diuji dianggap valid, sebaliknya jika rhit < rtab butir instrumen yang diuji dianggap tidak valid.
Hasil perhitungan dengan menggunakan rumus Alpha Cronbach  untuk mendapatkan nilai reliabilitas instrumen kepuasan kerja guru jika nilai reliabilitas instrumen diperoleh nilai α > 0,5 maka menunjukan bahan instrumen tersebut dapat digunakan dalam penelitian. Berdasarkan hasil uji coba instrumen penelitian untuk variabel motivasi kerja guru (Y) diperoleh kesimpulan bahwa dari 33 item, ternyata item yang valid dan reliabel berjumlah 30 item, dan 3 item dinyatakan drop alias harus dibuang (item no. 3,9, dan 26).
Setelah dilakukan uji validitas, kemudian peneliti melakukan uji reliabilitas butir instrumen pada variabel motivasi kerja guru (Y) dengan menggunakan SPSS 17, dan diperoleh nilai korelasi Guttman Split-Half Coefficient maka diperoleh nilai Alpha Cronbach = 0,930. Bila dibandingkan dengan nilai rtabel (0,361) maka rhitung lebih besar dari rtabel. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa item pada variabel Motivasi Kerja Guru (Y) adalah reliabel. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada lampiran 3

2.    Variabel Gaya Kepemimpinan Kepala Sekolah (X1)
a.       Definisi Konseptual
Secara konseptual gaya kepemimpinan kepala sekolah adalah pendekatan yang digunakan kepala sekolah dalam menjalankan tugas dengan cara yang mengandung faktor kedewasaan, perilaku tugas, perilaku hubungan, kepribadian, derajat situasi, kekuatan dalam diri manajer, kekuatan dari situasi.
b.      Definisi Operasional
Secara operasional yang dimaksud dengan gaya kepemimpinan kepala sekolah dalam penelitian ini adalah skor yang diperoleh guru dinyatakan dalam angket penelitian dengan indikator; 1) kedewasaan, 2) perilaku tugas, 3) perilaku hubungan, 4) kepribadian, 5) derajat situasi, 6) kekuatan dalam diri manajer, 7) kekuatan dari situasi.
cKisi-kisi
Angket dibuat dalam bentuk pernyataan skala ala Likert dengan Iima pilihan jawaban: TS = Tidak setuju, KS = Kurang setuju, R = Ragu-ragu, S= Setuju, SS = Sangat setuju. Masing-masing  jawaban diberi skor 1, 2, 3, 4, dan 5. Skor akhir diperoleh dengan menghitung rata-rata, sehingga rentang skor berkisar antara 1 (kemungkinan skor terendah) hingga 5 (kemungkinan skor tertinggi).
d.         Kalibrasi
Instrumen gaya kepemimpinan kepala sekolah dikembangkan dari mulai penyusunan instrumen berbentuk skala 5 sebanyak 36 (tiga puluh enam) butir pernyataan yang mengarah kepada indikator-indikator gaya kepemimpinan kepala sekolah. Konsep instrumen diperiksa untuk melihat validitas, dan reliabilitas sehingga mampu mengukur gaya kepemimpinan kepala sekolah melalui indikator-indikator. Kemudian diujicobakan kepada 30 (tiga puluh) guru diluar sampel (guru di SMA Negeri 7 Kota Cirebon). Proses kalibrasi dilakukan dengan menganalisa data hasil ujicoba instrumen untuk menguji validitas instrumen berupa validitas butir dengan menggunakan koefisien antar skor butir dengan skor total instrumen.
Teknik yang digunakan untuk menguji validitas instrumen dengan uji korelasi Product Moment Pearson (r). Kriteria yang digunakan untuk menguji validitas butir pada 30 responden guru yang diuji cobakan pada guru diluar sampel penelitian, dengan ketentuan jika rhit > rtab butir instrumen yang diuji dianggap valid, sebaliknya jika rhit < rtab butir instrumen yang diuji dianggap tidak valid.
Hasil perhitungan dengan menggunakan rumus Alpha Cronbach  untuk mendapatkan nilai reliabilitas instrumen kepuasan kerja guru jika nilai reliabilitas instrumen diperoleh nilai α > 0,5 maka menunjukan bahan instrumen tersebut dapat digunakan dalam penelitian, berdasarkan hasil uji coba instrumen penelitian untuk variabel gaya kepemimpinan kepala sekolah (X1) diperoleh kesimpulan bahwa dari 36 item, item yang valid dan reliabel berjumlah 30 item, dan 6 item (item 6,8,11,18,22, dan 28) dinyatakan drop alias harus dibuang.
Setelah dilakukan uji validitas, kemudian peneliti melakukan uji reliabilitas butir instrumen pada variabel gaya kepemimpinan kepala sekolah (X1) dengan menggunakan SPSS 17, dan diperoleh nilai korelasi Guttman Split-Half Coefficient maka diperoleh nilai Alpha Cronbach = 0,947. Korelasi berada pada kategori sangat kuat. Bila dibandingkan dengan rtabel (0,361) maka rhitung lebih besar dari rtabel. Dengan demikian bisa disimpulkan bahwa item pada variabel gaya kepemimpinan kepala sekolah (X1) tersebut adalah reliabel. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada lampiran 3.

3.    Variabel Budaya Organisasi (X2)
a.      Definisi Konseptual
Budaya organisasi adalah suatu system nilai, norma, sikap, dan kepercayaan para anggota organisasi yang dijadikan sebagai landasan untuk bekerja dalam lingkungan organisasi meliputi keteraturan bertindak, norma-norma yang dianut, nilai-nilai dominan dan filosofi organisasi.
b.      Definisi Operasional
Secara operasional yang dimaksud dengan budaya organisasi dalam penelitian ini adalah skor yang diperoleh guru dinyatakan dalam angket penelitian dengan indikator; 1) system nilai, 2) budaya organisasi berorientasi tujuan, 3) budaya organisasi berorientasi orang, 4) iklim organisasi.
c.       Kisi-kisi Variabel Budaya Organisasi
Angket dibuat dalam bentuk pernyataan skala ala Likert dengan Iima pilihan jawaban: S = Selalu, S = Sering, J = Jarang, KK=Kadang-Kadang, TP = Tidak Pernah. Masing-masing  jawaban diberi skor 1, 2, 3, 4, dan 5. Skor akhir diperoleh dengan menghitung rata-rata, sehingga rentang skor berkisar antara 1 (kemungkinan skor terendah) hingga 5 (kemungkinan skor tertinggi).
d.      Kalibrasi
Instrumen budaya organisasi dikembangkan dari mulai penyusunan instrumen berbentuk skala 5 sebanyak 37 (tiga puluh tujuh) butir pernyataan yang mengarah kepada indikator-indikator budaya organisasi. Konsep instrumen diperiksa untuk melihat validitas, sehingga mampu mengukur budaya organisasi melalui indikator-indikator. Kemudian diujicobakan kepada 30 (tiga puluh) orang guru diluar sampel. Proses kalibrasi dilakukan dengan menganalisa data hasil ujicoba instrumen untuk menguji validitas instrumen berupa validitas butir dengan menggunakan koefisien antar skor butir dengan skor total instrumen.
Teknik yang digunakan untuk menguji validitas instrumen dengan uji korelasi Product Moment Pearson (r). Kriteria yang digunakan untuk menguji validitas butir pada 30 responden jika rhitung > rtabel butir instrumen yang diuji dianggap valid, sebaliknya jika rhitung < rtabel butir instrumen yang diuji dianggap tidak valid.
Hasil perhitungan dengan menggunakan rumus Alpha Cronbach  untuk mendapatkan nilai reliabilitas instrumen kepuasan kerja guru jika nilai reliabilitas instrumen diperoleh nilai α > 0,5 maka menunjukan bahan instrumen tersebut dapat digunakan dalam penelitian. Berdasarkan hasil uji coba instrumen penelitian untuk variabel budaya organisasi (X2) diperoleh kesimpulan bahwa dari 37 item, ternyata item yang valid dan reliabel berjumlah 30 item, dan 7 item (item no. 8,9,13,15,22,30, dan 33) dinyatakan drop alias harus dibuang.
Setelah dilakukan uji validitas, kemudian peneliti melakukan uji reliabilitas butir instrumen pada variabel budaya organisasi (X2) dengan menggunakan SPSS 17, dan diperoleh nilai korelasi Guttman Split-Half Coefficient maka diperoleh nilai Alpha Cronbach = 0,905. Korelasi berada pada kategori sangat kuat. Bila dibandingkan dengan rtabel (0,361) maka rhitung lebih besar dari rtabel. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa item variabel Budaya Organisasi (X2) adalah reliabel. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada lampiran 3.

F.      Teknik Mengolah Data
1.      Uji coba instrumen
Uji validitas dilakukan berkenaan dengan ketepatan alat ukur terhadap konsep yang diukur sehingga benar-benar mengukur apa yang seharusnya diukur. Berkaitan dengan pengujian validitas instrumen menurut Riduwan (2004:109-110) menjelaskan bahwa validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat keandalan atau kesahihan suatu alat ukur. Alat ukur yang kurang valid berarti memiliki validitas rendah. Untuk menguji validitas alat ukur, terlebih dahulu dicari harga korelasi antara bagian-bagian dari alat ukur secara keseluruhan dengan cara mengkorelasikan setiap butir alat ukur dengan skor total yang merupakan jumlah tiap skor butir. Untuk menghitung validitas alat ukur digunakan rumus Pearson Product Moment adalah.

  Selanjutnya dihitung dengan Uji-t dengan rumus :

Dimana : t   =  Nilai t hitung
r   =  Koefisien korelasi hasil r hitung
n  =  Jumlah responden.

Distribusi (Tabel t)  untuk a = 0,05 dan derajad kebebasan (dk = n – 2)
Kaidah keputusan : Jika t hitung > t tabel berarti valid sebaliknya
                            t hitung < t tabel berarti  tidak valid
Jika instrumen itu valid, maka dilihat kriteria penafsiran mengenai indeks korelasinya (r) sebagai berikut.
Antara 0,800 – 1,000 : sangat tinggi
Antara 0,600 – 0,799 : tinggi
Antara 0,400 – 0,599 : cukup tinggi
Antara 0,200 – 0,399 : rendah
Antara 0,000 – 0,199 : sangat rendah (tidak valid).

2.         Menghitung reliabilitas
Perhitungan reliabilitas dilakukan untuk mendapatkan tingkat ketepatan (keter-andalan atau keajegan) alat pengumpul data (instrumen) yang digunakan. Uji reliabilitas instrumen dilakukan dengan rumus alpha. Metode mencari reliabilitas internal yaitu menganalisis reliabilitas alat ukur dari satu kali pengukuran, rumus yang digunakan adalah Alpha Cronbach sebagai berikut.
Langkah-langkah mencari nilai reliabilitas dengan metode Alpha Cronbach sebagai berikut.

 Langkah 1:  Menghitung Varians Skor tiap-tiap item dengan rumus:
                                  Dimana :           Si2     =  Varians skor tiap-tiap item
                         SXi2  =  Jumlah kuadrat item Xi
                        (SXi)2 =  Jumlah item Xi dikuadratkan
                        N       =  Jumlah responden
n       = Sampel


Langkah 2:  Kemudian menjumlahkan Varians semua item dengan rumus:

                                s
12, s22, s32…..n      =  Varians item ke-1,2,3…...n                                                           Dimana :   S Si2  =  Jumlah Varians semua item


Langkah 3 sampai 4:  Menghitung Varians total dengan rumus:


      Dimana :    St    =  Varians total
                                                                  SXt2   =  Jumlah kuadrat X total
                                                       (SXt)2   =  Jumlah X total dikuadratkan
                                                                    n    =  Jumlah responden

Langkah 4:  Masukkan nilai Alpha dengan  rumus :
                                       Dimana :  r11     = Nilai Reliabilitas
                                                                         S Si2  = Jumlah varians skor tiap-tiap item
                                                  St2    = Varians total
                                   k       =  Jumlah item yang valid


G.     Hipotesis Statistik
1.  H0          : ρy1 = 0
     Ha        : ρy1 > 0
2.      H0           : ρy2 = 0
      Ha        : ρy2 > 0
3.      H0           : ρy.12 = 0
      Ha        : ρy.12 > 0
Oleh: Arip Amin

Popular posts from this blog

Biografi Lengkap Prof. Dr. H. Cecep Sumarna

Soal UAS Mata Kuliah Filsafat Pendidikan STKIPM Kuningan

Paradigma Terbalik