Hubungan Antara Tingkat Pengetahuan Remaja Tentang HIV-AIDS Dengan Perilaku Seksual Remaja

BAB I
PENDAHULUAN

    A.    Latar Belakang
Pembangunan kesehatan merupakan bagian integral dari pembangunan nasional. Dalam konstitusi Organisasi Kesehatan Dunia World Health Organization (WHO) tahun 1948 disepakati bahwa diperolehnya derajat kesehatan yang setinggi-tingginya adalah hak yang fundamental bagi setiap orang. Dalam pelaksanaan program pembangunan kesehatan di Indonesia masih dijumpai berbagai masalah dan hambatan yang akan mempengaruhi pelaksanaan pembangunan kesehatan. Oleh karena itu diperlukan adanya reformasi di bidang kesehatan (Syafrudin dan Hamidah, 2007).
Instruksi Presiden RI menyatakan bahwa tahun 2013 merupakan tahun kinerja dan prestasi. Salah satu upaya untuk meningkatkan kinerja dan prestasi tersebut melalui Reformasi Birokrasi yang merupakan pembaharuan sistem penyelenggaraan pemerintah dalam aspek kelembagaan, ketatalaksanaan dan sumber daya manusia aparatur. Hal ini dilakukan sebagai upaya percepatan pelaksanaan program pembangunan kesehatan tahun 2013 target Millenium Depelopment Goals (MDGs) untuk mewujudkan masyarakat sehat yang mandiri dan berkeadilan (Depkes RI, 2003).
Salah satu tujuan MDGs poin keenam yaitu menangani penyakit menular paling berbahaya yang urutan teratasnya yaitu Human Immunodeficiency Virus/ Acquired Immuno Deficiency Syndrome (HIV/AIDS).  Jumlah penduduk Indonesia pada tahun 2007 yang hidup dengan virus HIV diperkirakan antara 172.000 dan 219.000 orang, sebagian besar adalah laki-laki. Menurut Komisi Penanggulangan AIDS Nasional (KPAN) sejak 1987 sampai Maret 2007, tercatat 8.988  kasus AIDS. 1.994 diantaranya telah meninggal. Target MDGs untuk HIV/AIDS adalah menghentikan laju penyebaran serta membalikan kecenderungan pada Tahun 2015 (Rahma, 2013).
Di Jawa Barat hingga Maret 2009 tercatat 4.529 kasus HIV/AIDS, 2.682 AIDS dan 1.838 HIV positif (Data Dinas Kesehatan Jawa Barat). Catatan Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Jawa Barat 58 persen pengidap HIV/AIDS didominasi oleh kelompok muda usia  berusia 15-29 tahun. Berdasarkan cara penularan, HIV/AIDS menular melalui alat suntik  yang tercemar terutama pengguna narkoba jarum suntik sebesar 71,88 persen, hubungan seks 20,01 persen, perinatal/anak  3,31  persen dan homoseksual 2,21 persen (BKKBN, 2011).        
Berdasarkan data yang diperoleh dari Dinas Kesehatan Kota Tasikmalaya maka didapat data pada Tahun 2011 warga Tasikmalaya yang positif terkena HIV/AIDS total kasus 209, dengan rincian kasus HIV 78, kasus AIDS 131 kasus, AIDS yang meninggal 48 kasus, 83 orang mengakses ARV (antiretroviral), dan 11 orang calon ARV. Sedangkan sampai bulan  Juni 2012 total kasus HIV/AIDS di Tasikmalaya meningkat menjadi 213 orang  (Data Dinas Kesehatan Kota Tasikmalaya,2012).
Remaja adalah kelompok yang paling berisiko terpapar HIV/AIDS, usia remaja memiliki hasrat ingin tahu yang besar terhadap berbagai hal, termasuk mengenai seks dan narkoba. Prilaku menyimpang seks bebas dan pemakaian narkoba di kalangan remaja sudah pada taraf yang sangat mencekam, maraknya industri hiburan berbasis seks dan narkoba serta mudahnya mengakses situs-situs online pornografi menjadi salah satu pemicunya (Ray, 2010). Tujuan kesehatan reproduksi remaja adalah menurunkan resiko kehamilan dan pengguguran yang tidak aman, menurunkan penularan IMS/HIV-AIDS, memberikan informasi kontrasepsi dan konseling untuk mengambil keputusan sendiri tentang kesehatan reproduksi (Soetjiningsih, 2004).
Kota Tasikmalaya termasuk 100 kota dengan perkembangan HIV/AIDS tertinggi, penelitian/survey hubungan tingkat pengetahuan remaja tentang HIV/AIDS dengan perilaku seksual remaja di kota Tasikmalaya sampai saat ini belum dilakukan oleh Dinas Kesehatan Kota Tasikmalaya.Data kota tasikmalaya dari komisi penanggulangan AIDS daerah (KPAD)kasus komulatif HIV/AIDS pada dasar nya rata-rata penderita dari kalangan buruh, namun kasus dikalangan ibu rumah tangga pun mulai ditemukan, hingga tahun 2012 ada 16 kasus baru dan 4 melahirkan, 14 dari 16 penderita itu tidak pernah menggunakan narkoba suntik dan penularan melalui hubungan seksual. Alasan penulis memilih SMK Bhakti kencana  Tasikmalaya sebagai tempat penelitian, karena saat ini kasus HIV/AIDS telah ditemukan di beberapa desa di wilayah kota Tasikmalaya, salah satunya adalah di cipedes. SMK Bhakti kencana Tasikmalaya berada di lingkungan Desa tersebut. Selain itu wilayah tersebut merupakan wilayah yang paling dekat dan mudah dijangkau oleh penulis, sehingga lebih mudah untuk melanjutkan penelitian. Dari prasurvey terhadap 15 siswa yang berusia 16-19 tahun di SMK Bhakti Kencana Tasikmalaya, peneliti melakukan wawancara mengenai pengertian, cara penularan dan pencegahan HIV/AIDS didapatkan bahwa rata-rata dari respoden tidak memahami HIV/AIDS dengan benar dan komprehensif.
Dari keadaan diatas penulis tertarik untuk mengadakan penelitian tentang " Hubungan Antara tingkat  pengetahuan remaja tentang  HIV/AIDS dengan Perilaku Seksual Remaja Di SMK Bhakti Kencana Tasikmalaya Tahun 2013".

B.     Rumusa Masalah
Berdasarkan uraian di atas maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah "Apakah terdapat hubungan antara tingkat pengetahuan remaja tentang  HIV/AIDS dengan perilaku seksual remajadi SMK bhakti Kencana Tasikmalaya Tahun  2013?".

C.    Tujuan Penelitian
1.      Tujuan Umum
Untuk Mengetahui Hubungan tingkat pengetahuan remaja tentang  HIV/AIDS dengan Perilaku seksual di SMK Bhakti Kencana Tasikmalaya Tahun 2013.
2.      Tujuan Khusus
a.       Mengetahui tingkat pengetahuan remaja tentang HIV/AIDS di SMK Bhakti Kencana tasikmalaya
b.      Mengetahui perilaku seksual remaja di SMK Bhakti kencana tasikmalaya
c.       Mengetahui hubungan antara tingkat pengetahuan remaja dengan perilaku seksual di SMK Bhakti Kencana tasikmalaya

D.    Manfaat Penelitian
1.      Institusi Pelayanan
Hasil penelitian ini diharapkan mendapat tindak lanjut bagi para tenaga kesehatan untuk memberikan penyuluhan tentang HIV/AIDS pada para remaja sehingga mendapat pengetahuan yang lebih tentang HIV/AIDS.
2.      Institusi Pendidikan
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberi informasi dan masukan yang bermanfaat bagi mahasiswa tentang hubungan tingkat  pengetahuan remaja tentang HIV/AIDS dengan perilaku seksual remaja.
3.      Penulis
Menambah pengetahuan dan wawasan tentang HIV/AIDS pada remaja, pengalaman penelitian, serta sebagai penerapan ilmu kesehatan reproduksi remaja yang telah didapat selama studi.
4.      Masyarakat
Menambah pengetahuan bagi masyarakat khususnya remaja mengenai HIV/AIDS.
5.      Bagi responden
Hasil penelitian dapat digunakan sebagai acuan dalam menambah pengetahuan remaja tentang penyakit HIV/AIDS sehingga remaja mampu mengenal perilaku apa saja yang dapat menularkan dan tidak menular pada penderita HIV/AIDS dan pencegahan terhadap penularan HIV/AIDS.

E.     Keaslian Penelitian
Penelitian yang berhubungan dengan  pengetahuan tentang  HIV/AIDS sebelumnya sudah pernah dilakukan oleh Yully Ekawati tahun 2010 dengan judul "Pengetahuan bidan tentang HIV/AIDS Di Rumah Sakit Umum Dr Slamet Garut" responden terdiri dari 36 orang bidan. Persamaan penelitian sebelumnya dengan penelitian ini adalah metode penelitiannya yaitu sama-sama menggunakan metode penelitian deskriptif.

Perbedaannya terletak pada subyek penelitian yaitu penelitian ini subyeknya adalah remaja/siawa SMK, jumlah sampelnya 78 orang, dan lokasi penelitian adalah di SMK di Kota Tasikmalaya
Hubungan Antara Tingkat Pengetahuan Remaja Tentang HIV-AIDS Dengan Perilaku Seksual Remaja

Popular posts from this blog

Biografi Lengkap Prof. Dr. H. Cecep Sumarna

Soal UAS Mata Kuliah Filsafat Pendidikan STKIPM Kuningan

Paradigma Terbalik