Hasil Penelitian; Hubungan Antara Tingkat Pengetahuan Remaja Tentang HIV-AIDS Dengan Perilaku Seksual Remaja
BAB V
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian
Hasil
penelitian tentang hubungan antara
tingkat pengetahuan remaja tentang HIV-AIDS dengan perilaku seksual remaja di
SMK Bhakti Kencana Tasikmalaya. Disajikan
pada bab ini yaitu berupa analisa
univariat dan bivariat.
Pengolahan data dilakukan dengan komputerisasi program SPSS.
1. Analisa Univariat.
a. Tingkat
pengetahuan remaja
Tingkat pengetahuan remaja tentang HIV-AIDS di SMK Bhakti Kencana
Tasikmalaya 2013 dapat dilihat pada
tabel 2.
Tabel 5.1
Distribusi frekuensi tingkat
pengetahuan remaja tentang HIV-AIDS di SMK Bhakti Kencana Tasikmalaya Tahun
2013
No
|
Kategori
|
F
|
%
|
1
|
Baik
|
37
|
37
|
2
|
Cukup
|
46
|
46
|
3
|
Kurang
|
17
|
17
|
Jumlah
|
100
|
100
|
No
|
PERNYATAAN
|
B
|
%
|
S
|
%
|
1.
|
Tidak berhubungan seksual dengan
pengguna NAFZA suntik dapat mengurangi resiko tertular HIV
|
||||
2.
|
HIV adalah
jenis kuman yang dapat menyerang system kekebalan tubuh manusia
|
||||
3.
|
Penyakit
HIV-AIDS dapat disembuhkan
|
||||
4.
|
Orang yang
baru terkena HIV-AIDS tidak menunjukan gejala sakit
|
||||
5.
|
Bertukar
pakaian dengan penderita HIV-AIDS dapat menyebabkan seseorang terkena HIV
|
||||
6.
|
HIV dapat
ditularkan oleh ibu pada anak yang dikandung nya
|
||||
7.
|
Orang dengan HIV-AIDS dapat
menularkan HIV melalui air liur nya
|
||||
8.
|
Penyakit
HIV-AIDS dapat menyebabkan kematian
|
||||
9.
|
Berenang
dikolam bersama penderita HIV-AIDS dapat menyebabkan seseorang terkena HIV
|
||||
10.
|
HIV-AIDS dapat
menular apabila kita berciuman dibibir
|
||||
11.
|
Hubungan seksual dapat menjadi cara penularan
HIV
|
||||
12.
|
Seseorang
dapat terserang HIV-AIDS melalui tranfusi darah
|
||||
13.
|
HIV merupakan virus penyebab AIDS
|
||||
14.
|
Penderita HIV dapat terlihat
seperti orang sehat
|
||||
15.
|
Penderita AIDS
akan mengalami diare berkepanjangan lebih dari 1 bulan
|
||||
16.
|
Penyakit AIDS akan sangat mudah tertular
pengakit lain nya
|
||||
17.
|
Penularan Hiv dari ibu ke anak dapat dicegah
dengan proses persalinan caesar
|
||||
18.
|
nyamuk dapat
menjadi perantara penularan HIV
|
||||
19.
|
Cara agar
tidak tertular HIV-AIDS adalah menghindari berjabat tangan dengan penderita
HIV-AIDS
|
||||
20.
|
Menggunakan
kondom saat berhubungan seksual dapat menurunkan resiko tertular HIV.
|
No
|
Kategori
|
F
|
%
|
1
|
Baik
|
41
|
41
|
2
|
Cukup
|
44
|
44
|
3
|
Kurang
|
15
|
15
|
Jumlah
|
100
|
100
|
No
|
Pertanyaan
|
B
|
%
|
S
|
%
|
1
|
Seorang siswa
SMA harus sudah punya pacar.
|
||||
2
|
Saya tidak
keberatan kalau berpegangan tangan atas dasar suka sama suka
|
||||
3
|
Seorang siswa
SMA boleh melakukan aktifitas seksual mis masturbasi
|
||||
4
|
Seorang siswa
SMA boleh melakukan tindakan seksual seperti berpegangan tangan, ciuman
bibir, dan ciuman dileher kecuali hubungan seksual (bersetubuh).
|
||||
5
|
Seorang siswa
SMA boleh melakukan hubungan seksual sebelum nikah apabila kedua belah setuju.
|
||||
6
|
Seorang siswa
SMA boleh melakukan hubungan seksual sebelum nikah apabila keduanya saling
mencintai
|
||||
7
|
Seorang siswa
SMA boleh melakukan hubungan seksual jika ingin menunjukan rasa cinta.
|
||||
8
|
Pacaran lebih
pada memberikanperhatian dan melindungi pasangan daripada hubungan seksual.
|
||||
9
|
Jika pacar
saya meminta untuk berhubungan seksual, saya akan menolaknya dan akan meminta
putus darinya.
|
||||
10
|
Saya tidak
keberatanmemasukan/dimasuki alat kelamin oleh pacar saya atau teman dekat
saya.
|
||||
11
|
Saya tidak
keberatan menempelkan alat kelamin (petting) sendiri dengan alat kelamin
pacar atau teman dekat saya.
|
||||
12
|
Aktivitas
pacaran dimulai dengankissing (ciuman bibir), necking(menempelkan alat
kelamin) saja, tanpa harus melakukan hubungan seksual.
|
||||
13
|
Untuk
memperluas pengalaman dan pergaulan perlu berganti-ganti pacar.
|
||||
14
|
Jika saya
terpaksa melakukan hubungan seksual saya akan menggunakan kondom.
|
||||
15
|
Untuk menuruti
hasrat seksual, jika pacar saya tidak mau maka saya akan melakukan dengan
orang lain.
|
Pengetahuan
|
Kejadian Anemia
|
Total
|
||||||
Baik
|
Cukup
|
Kurang
|
||||||
F
|
%
|
F
|
%
|
F
|
%
|
F
|
%
|
|
Baik
|
32
|
32,0
|
4
|
4,0
|
1
|
1,0
|
37
|
37,0
|
Cukup
|
8
|
8,0
|
37
|
37,0
|
1
|
1,0
|
46
|
46,0
|
Kurang
|
1
|
1,0
|
3
|
3,0
|
13
|
13,0
|
17
|
17,0
|
Jumlah
|
41
|
41,0
|
44
|
44,0
|
15
|
15,0
|
100
|
100
|
r = 0,
|
Berdasarkan tabel 2
terlihat bahwa Pengetahuan remaja tentang HIV-AIDS paling banyak adalah termasuk kategori cukup yaitu 46%.
Adapun
rincian jawaban responden berdasarkan kuesioner adalah
Tabel 5.2
Rincian jawaban responden
tentang pengetahuan remaja
tentang HIV-AIDS
b.
Perilaku seksual remaja
Perilaku seksual remaja di SMK Bhakti Kencana
Tasikmalaya 2013 dapat dilihat pada tabel 3.
Tabel 5.3
Distribusi
frekuensi perilaku seksual remaja di SMK Bhakti Kencana Tasikmalaya Tahun 2013
Berdasarkan tabel 3 terlihat bahwa perilaku seksual
remaja di SMK Bhakti Kencana Tasikmalaya tahun 2013 yang kategori kurang ada 15
%..
Adapun
rincian jawaban responden berdasarkan kuesioner adalah
Tabel 5.4
Rincian jawaban responden
tentang perilaku seksual remaja
2.
Analisa Bivariat.
a. Hubungan Antara Tingkat Pengetahuan remaja
tentang HIV-AIDS dengan perilaku seksual remaja di SMK Bhakti Kencana
Tasikmalaya tahun 2013.
Tabel 4
menunjukkan tabulasi silang hubungan antara tingkat pengetahuan remaja tentang
HIV-AIDS dengan perilaku seksual remaja Di SMK Bhakti Kencana Tasikmalaya Tahun
2013.
Tabel 5.5
Tabulasi
Silang Hubungan Antara Tingkat Pengetahuan Remaja Tentang HIV-AIDS Dengan Perilaku Seksual Remaja di SMK Bhakti
Kencana Tasikmalaya Tahun 2013
Berdasarkan tabel 4 terlihat bahwa dari 37 siswa yang
berpengetahuan baik terdapat 32% yang berperilaku baik, dari 46 siswa yang
berpengetahuan cukup 37% berperilaku cukup, dan dari 17 siswa yang
berpengetahuan kurang 13% nya berprilaku kurang.
Hasil uji
statistik dengan menggunakan uji Rank
Spearman antara tingkat pengetahuan remaja tentang HIV-AIDS dengan perilaku seksual remaja menunjukkan
bahwa r value = 0,000 lebih kecil dari nilai alfa
(a) 0,05 jadi Ha diterima. Dapat ditarik
kesimpulan bahwa ada hubungan antara tingkat pengetahuan remaja tentang HIV-AIDS
dengan perilaku seksual remaja.
B. Pembahasan
Berikut ini penulis akan membahas hasil penelitian tentang hubungan antara
tingkat pengetahuan remaja tentang HIV-AIDS dengan perilaku seksual remaja di
SMK Bhakti Kencana Tasikmalaya Tahun 2013
1. Pengetahuan Remaja Tentang
HIV-AIDS
Berdasarkan hasil
penelitian pada tabel 2
bahwa pengetahuan remaja tentang HIV-AIDS di SMK Bhakti Kencana Tasikmalaya
Tahun 2013 paling banyak termasuk kategori cukup. Pengetahuan menurut Bloom dan
Skiner dalam Notoatmodjo (2002) adalah kemampuan seseorang untuk mengungkapkan
kembali apa yang diketahuinya dalam bentuk bukti atau jawaban, baik lisan atau
tulisan. Bukti atau jawaban tersebut merupakan reaksi dari suatu stimulus yang
dapat berupa pertanyaan baik lisan atau tulisan.
Menurut peneliti penyebab
kurangnya pengetahuan remaja tentang HIV-AIDS dikarenakan tidak ada nya
pelajaran khusus yang membahas tentang
kesehatan reproduksi remaja secara lebih khusus nya tentang HIV-AIDS dan
perilaku seksual, informasi mengenai HIV-AIDS
hanya diperoleh responden dari petugas kesehatan saja. Pengetahuan
tentang HIV – AIDS dan perilaku seksual dapat diperoleh dari buku-buku,
majalah, internet, apalagi untuk perilaku seksual masih ditabukan untuk
dipelajari dikeluarga. Hal ini sejalan
dengan pendapat Notoatmodjo (2002) yang menyatakan bahwa perilaku yang didasari
oleh pengetahuan akan lebih langgeng daripada perilaku yang tidak didasari oleh
pengetahuan.
Pengetahuan merupakan domain
yang sangat penting untuk terbentuknya tindakan seseorang. Namun tingkat
pengetahuan yang cukup belum tentu diikuti oleh sikap dan prilaku yang baik.
Karena menurut Roger dalam Notoatmodjo (2003), menyatakan bahwa sebelum orang
mengadopsi perilaku baru, di dalam diri orang tersebut terjadi proses yang
berurutan yaitu Awareness (kesadaran),
Interest (merasa tertarik), Evaluation (menimbang-nimbang), Trial (mencoba) dan Adoption (berprilaku baru).
2. Perilaku seksual
remaja
Berdasarkan
penelitian pada tabel 3 menunjukan bahwa
di SMK Bhakti Kencana Tasikmalaya paling banyak siswa berperilaku seksual cukup baik. Berdasarkan pengalaman dan penelitian terbukti bahwa perilaku
yang didasari oleh pengetahuan akan lebih langgeng daripada perilaku yang tidak
didasari oleh pengetahuan. Penelitian Rogers
dalam Notoatmodjo (2003), mengungkapkan bahwa sebelum orang mengadopsi
perilaku baru (berperilaku baru), di dalam diri orang tersebut terjadi proses
yang berurutan.
3. Hubungan antara
tingkat pengetahuan remaja tentang HIV-AIDS dengan perilaku seksual remaja
Berdasarkan hasil penelitian yang
tercantum dalam tabel 4 menunjukkan bahwa ada hubungan yang bermakna antara
Hubungan tingkat Pengetahuan remaja Tentang HIV-AIDS Dengan perilaku seksual
remaja. Dari hasil penelitian dapat di simpulkan bahwa perilaku seksual remaja yang kurang
baik banyak terjadi pada masa remaja, hal ini disebabkan karena pengetahuan
yang kurang.semakin tinggi nya tingkat pengetahuan seseorang tentang HIV-AIDS
maka samakin baik perilaku seksual nya, kurang nya pengetahuan remaja tentang
HIV-AIDS di SMK bhakti kencana Tasikmalaya dikarenakan kurang nya informasi
tentang HIV-AIDS dean perilaku seksual remaja.Menurut Zuriah N (2003), pendidikan yang rendah mempengaruhi sikap
dan perilaku dalam merespon dan memberi umpan balik terhadap suatu fenomena,
termasuk akan mempengaruhi perilaku kesehatan. Oleh sebab itu prngrtahuan yang
kurang akan mengakibatkan perilaku yang buruk juga.
Hal ini sejalan
dengan pendapat Notoatmodjo (2003), pengetahuan merupakan hasil dari tahu, dan
ini terjadi setelah seseorang melakukan penginderaan terhadap sesuatu objek
tertentu. Sebagian besar pengetahuan manusia diperoleh melalui mata dan
telinga. Berbagai hasil penelitian menyatakan bahwa, sumber informasi
mempengaruhi tingkat pengetahuan seseorang. Sehingga sumber informasi yang
kompeten dapat meningkatkan pengetahuan seseorang. Semakin banyak dan lengkap
infomasi yang diperoleh remaja, maka akan semakin baik pula pengetahuannya.
Berdasarkan
hasil penelitian ternyata ada hubungan yang bermakna antara pengetahuan remaja
dengan perilaku seksual
remaja. Hal ini dapat terlihat bahwa
banyak siswa yang berpengetahuan baik tentang HIV-AIDS maka perilakunya juga
baik.jadi makin tinggi pengetahuan siswa tentang HIV-AIDS maka semakin baik
perilaku seksual nya,dan semakin kurang pengetahuan remaja tentang HIV-AIDS
maka semakin kurang baik perilaku seksual nya. Hal ini sejalan dengan pendapat
Depkes (2004) yang menyatakan bahwa peningkatan pengetahuan akan menyebabkan
terjadinya perubahan perilaku karena ada hubungan yang positif atau yang
berkaitan antara pengetahuan dengan perubahan perilaku. Perilaku mungkin tidak
dapat berubah secara langsung sebagai respon terhadap pengetahuan tapi efek kumulatif
dari peningkatan kesadaran.
BAB VI
SIMPULAN
DAN SARAN
Berdasarkan hasil penelitian maka dapat diuraikan
beberapa simpulan dan saran yang diharapkan memberikan manfaat bagi pembaca serta dapat menambah
wawasan berkaitan dengan hubungan antara tingkat pengetahuan remaja tentang
HIV-AIDS dengan perilaku seksual remaja di SMK Bhakti Kencana tasikmaalaya tahun 2013.
A.
Simpulan
1.
Tingkat pengetahuan responden
tentang HIV-AIDS sebagian besar dalam kategori cukup.
2.
Sebagian besar responden berprilaku
seksual cukup baik.
3.
Terdapat hubungan yang signifikan
antara hubungan tingkat pengetahuan
remaja tentang HIV-AIDS dengan perilaku seksual remaja di
SMK Bhakti Kencana Kota Tasikmalaya tahun 2013.
B.
Saran
1.
Bagi SMK Bakti Kencana Tasikmalaya
Bagi
sekolah diharapkan bisa menambah pengetahuan khususnya tentang HIV-AIDS,
diharapkan pula sekolah bisa mengadakan pembelajaran khusus tentang kesehatan
reproduksi remaja dan HIV-AIDS.
2.
Bagi peneliti lain
Bagi peneliti lain
dengan hasil penelitian ini dapat disempurnakan penelitiannya dengan cara
melanjutkan penelitian tentang hubungan antara tingkat pengetahuan remaja
tentang HIV-AIDS dengan perilaku seksual remaja.
3.
Bagi siswa
Siswa disarankan
untuk meningkatkan pengetahuan tentang HIV-AIDS dengan mengikuti penyuluhan
kesehatan, dan mencari informasi di internet maupun fasilitas yang lain nya untuk mempersiapkan generasi yang lebih baik
sertaberprilaku seksual baik.